Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Menarik Seputar Peraih Nobel Kedokteran 2016

Kompas.com - 04/10/2016, 12:50 WIB

KOMPAS.com - Pakar biologi sel dari Jepang Yoshinori Ohsumi, dianugerahi hadiah Nobel Kedokteran 2016. Ia mendapatkan hadiah bergengsi dalam dunia penelitian itu berkat penemuannya pada mekanisme Autophagy.

Autophagy, yang berarti "memakan diri sendiri" adalah mekanisme sel sebagai upaya untuk menjaga kesehatannya melalui program daur ulang internal, di mana mereka menghancurkan komponen dirinya, yang bertujuan untuk membuat sel baru dan juga melawan serangan bakteri serta virus.

Selama hampir 30 tahun Ohsumi (71) tekun melakukan penelitian tentang autophagy ini. Ia akan diganjar hadiah sekitar 8 juta kronor Swedia atau sekitar 12 miliar rupiah pada acara penyerahan hadiah Nobel di bulan Desember mendatang.

Berikut adalah fakta-fakta menarik dari peraih Nobel Kedokteran ini:

1. Ohsumi adalah ilmuwan Jepang keempat yang mendapat Nobel Kedokteran.

Menurut The Japan Times, Ohsumi adalah orang Jepang ke-25 yang mendapatkan Hadiah Nobel, dan yang ke-4 untuk kategori Nobel Kedokteran.

Lahir pada tahun 1945 di Fukuoka, Jepang, ia sempat bekerja selama tiga tahun di Universitas Rockefeller New York kemudian melanjutkan studinya di Universitas Tokyo dan meraih gelar PhD. Ia kemudian mendirikan pusat penelitian. Saat ini Ohsumi masih menjadi peneliti yang aktif bekerja di laboratoriumnya.

2. Peneliti pertama yang menguak daur ulang sel

Sel membutuhkan daur ulang untuk bertahan hidup. "Ketika nutrisi tak mencukupi, sel punya sistem untuk memecah komponen yang sudah tua dan tidak diperlukan, lalu memanen bagian itu agar tetap terus hidup," kata Ivan Semeniuk, peneliti seperti dikutip The Globel and Mail.

Sistem memakan diri sendiri ini disebut dengan autophagy, ditemukan oleh Ohsumi dalam sel-sel ragi roti di tahun 1988. Sejak saat itu Ohsumi menyebut dirinya sebagai "peneliti dasar ragi", meski sebenarnya penemuannya ini dikenal secara luas karena sangat penting dalam kelangsungan hidup sel manusia.

3. Penelitiannya bermanfaat pada sejumlah penyakit

Beberapa kondisi seperti kanker dan penyakit saraf terjadi akibat mutasi gen autophagy. Penelitian mengenai autophagy bisa menjelaskan, bahkan membantu mencegah, terjadinya penyakit-penyakit.

4. Dapat menjelaskan bagaimana kita beradaptasi pada kelaparan

Autophagy sebenarnya adalah mekanisme alami tubuh kita untuk bertahan hidup. Dengan mempelajari ini para ilmuwan berusaha memahami bagaimana kita menghadapi situasi ekstrim.

"Penemuan Ohsumi membuka jalan untuk memahami pentingnya authophagy dalam berbagai proses fisiologis, misalnya adaptasi pada kelaparan atau respon infeksi," kata komite juri Nobel dalam siaran persnya.

5. Pesan untuk ilmuwan muda

Ohsumi terkejut dengan terpilihnya dirinya sebagai pemenang Nobel, tetapi ia merasa sangat terhomat. "Saya hanya bisa mengatakan merasa terhormat. Saya ingin menyampaikan kepada orang-orang muda bahwa tidak semua akan sukses dalam sains, tetapi penting untuk menerima tantangan," katanya seperti dikutip oleh NHK dan The New York Times.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau