Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2016, 16:09 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Merokok tak hanya membahayakan kesehatan si perokok itu sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Contohnya, jika seorang ayah sering merokok di rumah, anak berisiko terkena penyakit infeksi pada paru, yaitu pneumonia.

Dokter spesialis respirasi anak dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Prof. dr. Cissy Kartasasmita, SpA (K) mengungkapkan, kerap ditemui kasus anak terserang pneumonia dan ternyata sang ayah sering merokok di rumah.

"Meskipun merokok di luar rumah, tapi setelah itu masuk ke dalam rumah, bajunya kan masih bau rokok. Lalu, bayi digendong. Zat sisa-sisa rokok di baju itu bisa merusak," ujar Cissy dalam diskusi Peringatan Hari Pneumonia Sedunia di Jakarta, Kamis (17/11/2016).

Cissy menjelaskan, paparan zat beracun dari rokok yang terhirup anak secara tak sengaja akan merusak keseimbangan daya tahan di pernapasan. Mulanya, zat berbahaya dari rokok itu merusak silia atau rambut halus yang berfungsi menyaring benda asing masuk ke tubuh. Jika sering terpapar asap rokok, fungsi silia tersebut bisa terganggu.

"Silia itu seperti sapu. Ketika rusak, sudah enggak berfungsi, jadi benda asing masuk, membuat dahak mengumpul, anak jadi batuk," jelas Cissy.

Bakteri penyebab pneumonia akhirnya juga akan mudah menginfeksi anak. Anak-anak, khususnya di bawah usia lima tahun belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik seperti orang dewasa.

Selain karena paparan asap rokok, anak juga lebih berisiko pneumonia jika tidak mendapat ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, kurang gizi, paparan polusi udara, hingga tidak imunisasi.

Pneumonia sampai saat ini menjadi penyebab kematian tertinggi pada balita. Berdasarkan data UNICEF, ada 5,9 juta anak di bawah usia lima tahun yang meninggal dunia tahun 2015.

Dari jumlah tersebut, 15 persen atau 920.136 anak meninggal karena pneumonia. Dengan kata lain, ada lebih dari 2.500 balita per hari yang meninggal karena pneumonia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com