Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/12/2016, 20:27 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Semua orang pernah merasa gugup atau cemas sesekali dan itu normal. Misalnya saat Anda harus bicara di depan publik, padahal Anda belum pernah melakukannya. Namun, ada sebagian orang yang merasakan kecemasan begitu sering dan begitu kuat, sehingga kecemasan itu mengambil alih kehidupannya.

Bagaimana Anda tahu jika kecemasan Anda normal atau sudah menjadi sebuah gangguan? Ini tidak mudah. Kecemasan datang dalam berbagai bentuk yang berbeda seperti serangan panik, fobia, dan kecemasan sosial sehingga perbedaan antara "normal" dengan berlebihan, menjadi tidak selalu jelas.

Jika Anda mengalami salah satu gejala berikut secara terus-menerus dan teratur, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter.


Khawatir berlebihan

Gangguan kecemasan umum (Generalize Anxiety Disorder) adalah jenis gangguan kecemasan yang paling luas spektrumnya. Ciri khas GAD adalah terlalu banyak hal sehari-hari, baik besar maupun kecil.

Penderitanya cemas terus-menerus setiap hari setidaknya selama enam bulan. Kecemasan juga menjadi begitu parah, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan disertai dengan gejala yang nyata seperti kelelahan.

"Perbedaan antara gangguan kecemasan dengan kecemasan normal adalah gangguan kecemasan membuat orang menderita dan mengalami disfungsi," kata Sally Winston, PsyD, direktur Anxiety and Stress Disorder Institute of Maryland di Towson.


Ketakutan yang irasional

Ada gangguan kecemasan yang sifatnya tidak umum, melekat pada situasi tertentu seperti takut terbang, hewan, atau banyak hal lainnya. Jika rasa takut itu menjadi luar biasa dan keluar dari proporsi risiko yang sebenarnya, itu dinamakan fobia.

Fobia seringkali tersembunyi sampai penderitanya bertemu dengan sesuatu yang ditakutinya. "Seseorang yang fobia ular bisa terlihat biasa-biasa saja tanpa masalah selama bertahun-tahun," kata Winston.

"Tapi ketika diajak berkemah di alam terbuka, mereka baru sadar bahwa mereka sangat takut pada ular, sehingga dihantui oleh ketakutan itu hingga sedemikian rupa."


Masalah tidur

Sulit tidur atau sering tertidur telah lama dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan, baik fisik maupun psikologis. Hampir semua orang pernah mengalami sulit tidur terutama ketika mereka sedang mengalami masalah yang menyita pikiran.

Tapi, jika Anda menemukan diri Anda sering atau konsisten tidak bisa tidur, karena terus mengkhawatirkan masalah yang itu-itu saja (misalnya uang), atau malah tidak ada sebab khusus dari kecemasan yang Anda rasakan, mungkin Anda menderita GAD dan perlu untuk mendapat pertolongan dari psikolog atau psikiater.


Tegang otot

Tegang otot konstan, seperti mengepalkan rahang, tinju, atau meregangkan otot-otot seluruh tubuh, sering menyertai gangguan kecemasan. Gejala ini bisa berlangsung beberapa lama tanpa orang menyadarinya.

Olahraga teratur dapat membantu mengontrol ketegangan otot. Namun, ketegangan mungkin akan timbul lagi jika ada gangguan kecemasan yang kambuh.


Gangguan pencernaan kronis

Kecemasan dapat dimulai dari dalam pikiran tetapi sering memanifestasikan dirinya melalui gejala fisik, seperti masalah pencernaan kronis.

"Sindrom iritasi usus (IBS), yang ditandai dengan gejala sakit perut, kram, kembung, gas, sembelit, dan/atau diare, pada dasarnya adalah kecemasan dalam saluran pencernaan," kata Winston.

IBS tidak selalu berkaitan dengan kecemasan tetapi keduanya sering terjadi bersamaan dan bisa membuat satu sama lain semakin memburuk. Usus sangat sensitif terhadap stres dan begitu juga sebaliknya, gangguan pencernaan sering membuat orang cemas.

 

Panik

Serangan panik bisa menakutkan. Tiba-tiba Anda dicekam perasaan takut yang luar biasa dan membuat Anda merasa tidak berdaya dan panik.

Serangan panik dapat berlangsung selama beberapa menit, disertai dengan gejala fisik seperti masalah pernapasan, jantung berdebar kencang, kesemutan atau tangan mati rasa, berkeringat, lemas atau pusing, nyeri dada, sakit perut dan merasa panas atau dingin.

Tidak semua orang yang memiliki serangan panik memiliki gangguan kecemasan, tetapi orang yang mengalaminya berulang kali dapat didiagnosis dengan gangguan panik.

Orang dengan gangguan panik hidup dalam ketakutan tentang kapan, di mana, dan mengapa serangan mereka berikutnya mungkin terjadi. Mereka cenderung menghindari tempat-tempat di mana serangan pernah terjadi di masa lalu.


Trauma

Menghidupkan kembali atau kilas balik peristiwa yang membuat emosi terganggu atau trauma, seperti kematian mendadak orang yang dicintai, adalah ciri dari gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Beberapa penelitian, salah satunya studi yang dimuat dalam Journal of Anxiety Disorder 2006, menunjukkan bahwa beberapa orang dengan kecemasan sosial memiliki kilas balik PTSD. Banyak dari mereka merasa trauma, karena pernah diejek di depan publik.

Biasanya, orang-orang ini akan menghindari faktor-faktor yang bisa memicu ingatan buruk itu datang lagi. Misalnya, orang yang trauma karena pernah diejek di depan publik akan menjadi tidak suka tampil di keramaian atau tidak suka memiliki banyak teman karena itu akan membuatnya cemas.


Kesadaran diri

Gangguan kecemasan sosial tidak selalu berkaitan dengan bicara di depan orang banyak atau menjadi pusat perhatian.

Dalam kebanyakan kasus, kecemasan tersebut dipicu oleh situasi sehari-hari seperti percakapan antar individu di sebuah pesta, atau makan dan minum di depan sejumlah kecil orang.

Orang-orang dengan gangguan kecemasan sosial cenderung merasa seperti semua mata tertuju padanya. Akibatnya, mereka jadi grogi, wajah memerah, gemetar, mual, berkeringat, atau kesulitan berbicara.

Gejala ini bisa begitu mengganggu dan membuat mereka sulit untuk bertemu orang baru, menjaga hubungan baik dengan orang lain, baik di tempat kerja maupun di sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau