Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Daerah Terendam Banjir, Waspadai 6 Penyakit Menular Ini

Kompas.com - 18/12/2019, 10:00 WIB
Mahardini Nur Afifah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Kotoran dan air kencing tikus yang berkeliaran di sekitar manusia sering bercampur dengan air banjir.

Akibatnya, jika orang yang memiliki luka di tubuhnya kontak dengan air banjir yang mengandung bakteri lepstopira dari tikus dapat terinfeksi leptospirosis.

Gejala penyakit ini antara lain panas tinggi tanpa sebab jelas, sakit kepala, dan tubuh menggigil.

4. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

ISPA disebabkan bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya.

Gejala utamanya batuk, demam, terkadang disertai sesak napas, sampai nyeri dada.

Penyakit ini dapat disembuhkan dengan istirahat yang cukup, pengobatan, dan meningkatkan daya tahan tubuh pengidap.

Tempat pengungsian korban banjir yang tidak higienis juga berpotensi membuat penyakit menular ini gampang merebak.

Baca juga: Cerita Korban Banjir Kampar, Panik Saat Tengah Malam hingga Menahan Lapar

5. Penyakit kulit

Penyakit kulit dapat berupa infeksi sampai alergi. Penyebab utamanya dari kebersihan yang kurang terjaga. Penyakit ini gampang menular.

Seperti penyakit ISPA, tempat pengungsian korban banjir yang tidak higienis dapat menjadi biang penularan infeksi kulit.

6. Penyakit saluran pencernaan

Gejala penyakit saluran cerna paling umum adalah demam dan gangguan pencernaan.

Penyakit menular ini kerap mengintai di musim banjir karena kebersihan asupan yang tidak terjaga.

Jaga kondisi tubuh selama dan setelah banjir tiba. Perhatikan asupan dan jaga pola makan dengan gizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Tak kalah penting, jaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar agar terbebas dari berbagai penyakit selama musim banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com