Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bepe Pensiun, Dokter Ingatkan Bahaya Obesitas dan Gangguan Jantung

Kompas.com - 19/12/2019, 09:34 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Namun, berkat jam terbang tinggi, mereka mampu bertahan karena bermain secara efektif. Mereka kini tak lagi banyak mengejar bola, tapi cukup dengan menempati posisi yang tepat untuk menahan bola.

"Semua tergantung pilihan masing-masing atlet. Tidak menutup kemungkinan ada juga dari mereka yang memilih pensiun di usia emas karena performa turun atau mengalami cedera," jelas Michael.

Tetap olahraga

Michael menyampaikan tantangan terbesar para atlet ketika memasuki masa pensiun adalah menjaga kebugaran atau kesehatan diri.

Salah satu masalah kesehatan yang perlu diantisipasi oleh para atlet ini adalah obesitas.

Baca juga: Mengenal Obesitas, Bahaya dan Cara Mengatasinya

Menurut ia, banyak atlet setelah pensiun tetap mengonsumsi makanan dan suplemen seperti saat masih aktif bermain.

Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.

Padahal aktivitas mereka sudah berkurang sehingga tak butuh banyak asupan.

Beberapa dari mereka bahkan melakukan pelampiasan dengan mengonsumsi makanan sembarangan yang tidak diperbolehkan saat masih bermain.

"Akhirnya berat badannya naik dan mereka rentan mulai terkena berbagai penyakit," ujar Michael.

Penyakit jantung

Michael menyebut para atlet yang telah gantung sepatu juga rentan terkena gangguan jantung.

Masalah kesehatan ini berisko terjadi apabila mereka tak lagi banyak melakukan aktivitas fisik.

Ia menjelaskan ada risiko pembesaran jantung pada atlet profesional karena kerap melakukan latihan yang berat. Pembesaran ini tak memberikan gejala atau keluhan apabila mereka masih aktif olahraga.

Baca juga: Kenali Jantung Koroner, Jenis Penyakit Jantung yang Paling Umum

"Masalah baru ada bila kelak berhenti berolahraga. Oleh sebab itu, para atlet ini harus tetap berolahraga setelah pensiun," ucap Michael.

Ia mengibaratkan jantung sebagai sebuah rumah. Setelah bertambah besar, sewajarnya upaya untuk merawat rumah ini juga harus ditingkatkan. Jika dibiarkan saja, rumah akan kotor.

"Seperti juga jantung. Kalau tidak dilatih, jantung ini nantinya kena gangguan," kata Michael.

Oleh sebab itu, kata ia, banyak pemain sepak bola yang memilih menjadi pelatih setelah pensiun. Hal ini dikarenakan mereka masih dituntut untuk banyak melakukan aktivitas fisik.

Namun, memang tak semua atlet harus menjadi pelatih setelah gantung sepatu. Seperti halnya Bepe yang belum berencana menjadi seorang pelatih.

Menurut ia, tidak masalah jika sang atlet memilih profesi lain setelah pensiun asal tetap rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com