Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Menggugah Selera, Berikut Efek Bahaya Konsumsi Pewarna Makanan

Kompas.com - 28/12/2019, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Camilan dengan warna-warna yang cerah memang mengunggah selera, terutama selera makan anak-anak.

Sayangnya, pewarna yang menambah selera makan itu seringkali terbuat dari bahan kimia berbahaya.

Merangkum dari Cleveland Clinic, ahli diet terdaftar Julia Zumpano mengatakan, makanan dengan pewarna buatan memiliki risiko besar bagi kesehatan.

Banyak penelitian telah membuktikan pewarna buatan bisa mengakibatkan gatal-gatal, asma, pertumbuhan tumor.

Bahkan, pewarna buatan bisa menyebabkan perubahan perilaku seperti lekas marah dan depresi.

Riset dari Australia juga menemukan 75 persen anak-anak mengalami peningkatan perilaku dan fokus pikiran setelah berhenti mengonsumsi pewarna makanan buatan.

Baca juga: Kenali 5 Jenis Pewarna Makanan yang Paling Berbahaya

Peneliti juga menemukan pertumbuhan tumor pada hewan yang mengonsumsi pewarna makanan dosis tinggi.

Jenis pewarna makanan berbahaya

Memang hampir semua produk mekanan olahan menggunakan zat pewarna makanan yang membuat kita bingung untuk menentukan mana yang aman dan mana yang berbahaya.

Melansir Hello Sehat, berikut nama pewarna makanan yang berbahaya bagi kesehatan:

1. Pewarna karamel

Pewarna makanan yang sering ditemukan di dalam produk permen dan cola ini justru berbahaya.

Jenis pewarna ini ketika diproduksi bersama dengan amonia akan mengandung kontaminan penyebab kanker, yaitu 2-methylimidazole (2-MI) dan 4-methylimdiazole (4-MI).

Foods and Drugs Administration atau FDA di Amerika Serikat merekomendasikan agar kita mengonsumsi pewarna karamel tidak lebih dari 200 miligram per kilogram berat badan.

2. Allura red

Jenis pewarna ini mengandung benzidene, yang bersifat karsinogen atau pemicu kanker.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau