KOMPAS.com - Behel adalah alat berbasis kawat untuk memperbaiki gigi atau rahang yang tidak rata dan gigi yang bertumpuk.
Standar prosedur pemasangan behel atau kawat gigi dilakukan oleh dokter gigi, terutama spesialis ortodonti.
Namun sayang, kini banyak ditemukan remaja hingga orang dewasa menggunakan behel tanpa pengawasan dokter gigi.
Mereka memilih memasang kawat gigi di tukang gigi atau penyedia jasa pasang behel dengan beragam pertimbangan. Utamanya karena lebih murah.
Tindakan orang-orang tersebut jelas berisiko terhadap kesehatan gigi dan mulut masing-masing.
Alih-alih menghasilkan senyum lebih indah, gigi mereka bisa jadi rusak dan tambah berantakan ketika memasang behel di tukang gigi.
Baca juga: Tasya Farasya Ingatkan Bahaya Behel Abal-abal, Dokter: Bisa sampai Kanker Mulut
"Harap dibedakan antara jasa pasang behel dan perawatan ortodontik," terang drg. Slamet Basuki, Sp.Ort, dokter spesialis ortodonti RS JIH Solo, ketika diwawancara Kompas.com, Senin (30/12/2019).
Dokter yang akrab disapa Memed tersebut berpendapat, praktik memasang behel di tukang gigi cenderung berorientasi pada satu tujuan, yakni fesyen (fashion).
"Mereka cenderung tidak mempertimbangkan risiko reaksi dan respons jaringan yang terkena gaya dari behel yang dipasang," jelas Memed.
Sedangkan yang dikerjakan dokter gigi saat memasang behel, Menurut Memed berdasarkan standar perawatan ortodontik.
Merujuk standar perawatan ortodontik, terdapat beragam pertimbangan sebelum, saat, hingga setelah pemasangan behel atau kawat gigi.
Pertama, pasien akan diobservasi posisi giginya, apakah sudah sesuai di rongga mulut.
Prosedur selanjutnya, foto rontgen gigi untuk mengetahui struktur gigi dan tulang rahang pasien.
Setelah itu, baru dilakukan pencetakan gigi untuk menganalisis kebutuhan pasien.
"Semuanya merupakan satu rangkaian perawatan yang tidak terpisahkan," terang dia.