Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Jabodetabek, Waspadai Risiko Hipotermia pada Anak dan Lansia

Kompas.com - 02/01/2020, 17:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber CDC,,wta.org

KOMPAS.com - Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek juga berpotensi menyebabkan hipotermia.

Hipotermia disebabkan oleh paparan suhu dingin yang terlalu lama dan kerap dialami oleh lansia serta anak-anak. Saat terkena suhu dingin, tubuh mulai kehilangan panas lebih cepat dari yang dihasilkannya.

Paparan suhu dingin yang terlalu lama pada akhirnya menyebabkan energi di dalam tubuh terkuras sehingga suhu tubuh lebih rendah.

Suhu tubuh yang terlalu rendah memengaruhi otak, membuat korban tidak mampu berpikir jernih atau bergerak dengan baik.

Oleh karena itu, penderita hipotermia harus segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca juga: Sebagian Warga Serpong Utara Masih Terjebak Banjir yang Belum Surut

Gejala hipotermia

Melansir Hello Sehat, berikut gejala yang dialami seseorang saat menderita hipotermia:

  • Merasa kedinginan
  • Menggigil terus menerus
  • Merinding
  • Bibir berwarna biru
  • Tidak dapat menghangatkan diri,
  • Pada bayi, kulitnya berubah menjadi merah terang, dingin, dan tampak sangat tidak bertenaga.
  • Denyut jantung melemah dan menjadi tidak teratur.
  • Menjadi bingung, mengantuk, dan kaku. Berbicara cadel, bergumam, dan gagap.

Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk mencegah dan mengatasi hipotermia?

Pencegahan

Melakukan langkah pencegahan adalah cara terbaik untuk melindungi diri dan keluarga kita dari risiko hipotermia saat banjir melanda. Berikut langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir risiko hipotermia:

  • Cukupi asupan nutrisi dan cairan. Persiapkan camilan dan air ekstra saat kondisi darurat.
  • Gunakan pakaian yang tepat dan hindari memakai pakaian berbahan katun. Sebaiknya, gunakan pakaian berbahan sintetis atau wol agar tetap hangat saat basah.
  • Istirahat yang cukup. Sebisa mungkin kita tetap harus beritirahat dan mengonsumsi makanan serta cairan.

Penanganan darurat

Hipotermia adalah kondisi darurat yang perlu penanganan tepat. Jika melihat seseorang dengan gejala tersebut, cobalah periksa suhu tubuhnya.

Suhu tubuh di bawah 35 derajat celcius menandakan seseorang positif menderita hipotermia dan harus segera mendapatkan penanganan.

Saat bantuan medis terlalu lama, cobalah untuk melakukan tindakan darurat berikut:

  • Bawa penderita ke kamar atau tempat berlindung yang hangat.
  • Lepaskan semua pakaian basah yang dikenakan penderita.
  • Hangatkan bagian tengah tubuh penderita- seperti dada, leher, kepala, dan pangkal paha - menggunakan selimut. Kita juga dapat menggunakan kontak dari kulit ke kulit di bawah lapisan selimut, pakaian, handuk, atau kain yang longgar dan kering.
  • Minuman hangat dapat membantu meningkatkan suhu tubuh, tetapi jangan memberikan minuman beralkohol. Jangan mencoba memberikan minuman kepada orang yang pinsan.
  • Setelah suhu tubuh meningkat, pastikan tubuh penderita kering dan bungkus tubuhnya, termasuk kepala dan lehernya, dalam selimut hangat.

Baca juga: Cerita Anggota TNI Evakuasi Bayi Baru Lahir di Tengah Kepungan Banjir...

Penderita hipotermia berat bisa saja mengalami pinsang dan tidak memiliki denyut nadi atau bernafas. Dalam hal ini, tangani penderita dengan perlahan dan segera dapatkan bantuan darurat.

Selain itu, berikan CPR atau nafas buatan sampai penderita merespons atau bantuan medis tersedia.

Tetap hangatkan penderita saat melakukan CPR. Dalam beberapa kasus, korban hipotermia yang terlihat tak lagi bernyawa dapat berhasil diresusitasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com