KOMPAS.com - Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek juga berpotensi menyebabkan hipotermia.
Hipotermia disebabkan oleh paparan suhu dingin yang terlalu lama dan kerap dialami oleh lansia serta anak-anak. Saat terkena suhu dingin, tubuh mulai kehilangan panas lebih cepat dari yang dihasilkannya.
Paparan suhu dingin yang terlalu lama pada akhirnya menyebabkan energi di dalam tubuh terkuras sehingga suhu tubuh lebih rendah.
Suhu tubuh yang terlalu rendah memengaruhi otak, membuat korban tidak mampu berpikir jernih atau bergerak dengan baik.
Oleh karena itu, penderita hipotermia harus segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga: Sebagian Warga Serpong Utara Masih Terjebak Banjir yang Belum Surut
Melansir Hello Sehat, berikut gejala yang dialami seseorang saat menderita hipotermia:
Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk mencegah dan mengatasi hipotermia?
Melakukan langkah pencegahan adalah cara terbaik untuk melindungi diri dan keluarga kita dari risiko hipotermia saat banjir melanda. Berikut langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir risiko hipotermia:
Hipotermia adalah kondisi darurat yang perlu penanganan tepat. Jika melihat seseorang dengan gejala tersebut, cobalah periksa suhu tubuhnya.
Suhu tubuh di bawah 35 derajat celcius menandakan seseorang positif menderita hipotermia dan harus segera mendapatkan penanganan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.