Andy menjelaskan penyebab terjadinya PPCM belum diketahui secara pasti.
Namun, umumnya terkait faktor-faktor pemberat selama masa kehamilan.
Beberapa faktor itu, di antaranya:
Menurut Andy, fungsi jantung dapat melemah akibat penyakit jantung bawaan, yang diperberat dengan proses kehamilan.
Mulanya, ukuran otot jantung wanita akan membesar sebagai kompensasi beban jantung yang meningkat selama masa kehamilan.
Kemudian, setelah persalinan terjadi kelelahan otot jantung karena adanya beban pada waktu proses melahirkan.
Pada fase inilah terjadi kegagalan fungsi otot-otot jantung (kardiomiopati). Akibatnya jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh dan berakibat fatal.
Baca juga: [KLARIFIKASI] Benarkah Ibu Hamil Harus Batasi Konsumsi Hati Ayam?
Dia menyatakan penanganan yang cepat, akurat, dan dukungan sarana prasarana kesehatan memadai, dibutuhkan untuk menyelamatkan wanita yang mengalami PPCM.
Jika mengalami sejumlah gejala PPCM, Andy menyarankan para ibu hamil atau ibu setelah melahirkan segera memeriksakan diri ke dokter.
Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan USG jantung atau echocardiography (ECG) untuk mengukur ejection fraction (EF).
EF merupakan persentase darah yang dipompa ke luar oleh jantung dalam setiap denyut.
Pada jantung normal, besarnya EF mencapai 52 sampai 77 persen.
Sementara pada penderita PPCM, angka EF turun di bawah 40 persen.
Jika memungkinkan, dokter juga akan menwarkan tindakan pemeriksaan X-ray untuk melihat jantung sebelah kiri mengalami pembengkakan atau tidak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.