Oleh sebab itu, anak yang kerap mendapat bentakan berisiko mengalami nyeri di bagian ulu hati.
Baca juga: Anak Gemuk Tak Selalu Baik, Kenali Bahaya Obesitas Ini
1. Kepercayaan diri menurun dan penakut
Nurul berpendapat anak yang sering dimarahi cenderung menganggap biang kemarahan orangtuanya adalah kesalahan yang mereka lakukan.
Saat semakin sering dimarahi, mereka kian yakin bahwa semua tindakan atau perbuatannya keliru.
Alhasil, mereka tidak lagi memiliki rasa percaya diri untuk melakukan tindakan atau berinisiatif.
Anak-anak juga menjadi takut, sehingga tidak berani menunjukkan kelebihan atau kekurangan dirinya.
2. Introvet
Karena takut salah, anak akan lebih memilih untuk menjadi pribadi yang pendiam.
Selain itu, anak yang sering dimarahai cenderung menutup serta menarik diri dari lingkungan.
Mereka juga jadi enggan mengungkapkan isi hatiya atau permasalahan yang sedang dihadapi.
Kondisi ini jelas berbahaya. Menurut Nurul, anak bisa anti terhadap lingkungan sosial.
3. Depresi
Ketika anak merasa orangtua atau lingkungan tidak lagi menerimanya, kondisinya sudah berbahaya.
Anak-anak bisa merasakan hal itu ketika selalu mendapatkan tekanan atau kemarahan dari orangtua.
Menurut Nurul, depresi pada anak didorong rasa stres yang sangat tinggi, rasa takut, dan cemas dengan berbagai hal.
"Kondisi ini jika tidak ditangani bisa membuat anak menyakiti diri sendiri," kata Nurul.
4. Konsentrasi menurun
Perasaan tidak percaya diri hingga selalu murung dapat menganggu konsentrasi anak di berbagai hal, termasuk belajar.
Kondisi ini jelas merugikan anak karena si kecil menjadi sulit menerima pelajaran.
5. Sulit menjadi pendengar yang baik