KOMPAS.com – Masyarakat Indonesia kerap kali menjadikan minuman teh sebagai teman makan sehari-hari.
Saat sarapan, teh biasa disajikan dalam kondisi hangat di sebuah cangkir.
Sementara saat makan siang, menu es teh bisa jadi menjadi pilihan favorit banyak orang.
Sedangkan pada makan malam, tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih minum teh ketimbang air putih atau susu hangat.
Sejumlah kelompok masyarakat diketahui juga kerap menyajikan teh sebagai teman makan saat menggelar pertemuan atau rapat.
Baca juga: Hati-hati, Berikut 5 Bahaya Terlalu Sering Minum Es Teh
Jika Anda termasuk orang yang memiliki kebiasaan minum teh selagi makan seperti itu, berhati-hatilah.
Pasalnya, menurut sejumlah ahli, rutinitas tersebut kurang baik bagi kesehatan karena berisiko mengganggu proses pencernaan hingga penyerapan nutrisi ke dalam tubuh.
Itske M. Zijp dkk, peneliti dari Unilever Research Vlaardingen, Vlaardingen, The Netherlands, menyatakan minum teh saat dan tidak lama setelah makan terbukti dapat memengaruhi penyerapan zat besi.
Hal itu dikarenakan kandungan tannin dan polifenol dalam teh dapat mengikat protein dan zat besi yang terkandung dalam makanan yang baru dimakan.
Hasil penelitian Itske M. Zijp dkk tentang pengaruh teh dan faktor makanan lainnya terhadap penyerapan zat besi itu telah diterbitkan dalam jurnal Critical Reviews in Food Science and Nutrition pada Juni 2010.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.