KOMPAS.com - Musim hujan identik dengan banyaknya nyamuk yang berkeliaran dan meningkatnya kasus demam berdarah setiap tahun.
Ya, satu gigitan nyamuk jenis Aedes aegypti saja bisa menyebabkan kita menderita demam berdarah dengue (DBD).
Apabila terjangkit penyakit ini, kita bisa jadi mengalami gejala menyakitkan seperti demam tinggi, ruam, hingga nyeri otot dan sendi.
DBD bahkan dapat menyebabkan perdarahan hebat, penurunan tekanan darah (syok) dan kematian secara tiba-tiba.
Penanganan penyakit DBD tak bisa dilakukan secara sembarangan.
Setiap fase memiliki penanganan demam berdarah yang berbeda.
Baca juga: Jangan Sampai Telat, Kenali 7 Ciri DBD pada Anak Harus Dirawat di RS
Penyakit DBD terdiri dari 3 fase, yakni demam (febrile), kritis, dan pemulihan. 3 fase DBD itu juga dikenal dengan “Siklus Pelana Kuda”.
Berikut ini penjelasan mengenai penanganan DBD yang tepat di setiap fase tersebut:
Pada fase ini, penderita biasanya akan mengalami demam tinggi sekaligus nyeri otot, nyeri persendian, sakit kepala hebat, gusi memerah, hingga muncul bintik-bintik merah di kulit (petechiae) akibat perdarahan ringan di bawah kulit.
Penderita juga bisa mengalami tanda-tanda perdarahan lain, seperti mimisan, muntah, atau buang air besar (BAB) berdarah selama berlangsungnya fase demam antara 2 hingga 7 hari.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.