KOMPAS.com - Pasangan yang sudah lama menikah tapi tak kunjung juga memiliki momongan, acap kali mendapat saran dari orang lain untuk mengadopi anak.
Hal itu diyakini bisa menjadi "pancingan" supaya mereka dapat segera memiliki anak kandung.
Namun, menurut Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS JIH Solo, dr. Bima Suryantara, Sp.OG (K), pandangan tersebut hanyalah mitos yang berkembang di masyarakat.
"Tetap mitos kalau dilihat sehabis adopsi lalu masalah infertilitasnya bisa selesai. Tidak bisa begitu," kata Bima saat diwawancara Kompas.com, Senin (20/1/2020).
Terkait adanya kasus pasangan yang berhasil memiliki keturunan setelah adopsi, menurut dia, hal itu bisa saja terjadi.
Baca juga: Benarkah Ibu Hamil Tak Boleh Pelihara Kucing?
Tetapi, Bima memandangan, kemungkinan atau persentasenya sama besar dengan pasangan yang tidak melakukan adopsi.
Artinya, kata dia, setiap pasangan mau adopsi atau tidak, masih mungkin memiliki keturunan jika mampu mengeliminasi berbagai faktor yang dapat menurunkan peluang kehamilan sang istri.
Bima menerangkan pasangan yang sudah lama menikah tapi tak kunjung diberi momongan bisa saja masih subur.
Mereka mungkin tak kunjung berhasil memperoleh anak karena memiliki faktor-faktor yang dapat menurunkan peluang kehamilian, di antaranya yakni:
Bima mengutarakan mitos adopsi sebagai "pancingan" sah-sah saja dilakukan oleh para pasangan yang yakin jika hal itu bisa membuat mereka terhindar dari faktor-faktor yang dapat menurunkan peluang kehamilan.
Baca juga: Apakah Boleh Berhubungan Badan Saat Hamil 2 Bulan?
"Mungkin dari sisi stres, bisa berkurang setelah pasangan ini mengadopsi anak. Hidup mereka juga bisa berubah menjadi lebih teratur atau lebih baik setelah mengasuh anak," jelas Bima.
Namun, dia menganjurkan, pasangan suami istri yang masih kesulitan mendapatkan momongan lebih baik sama-sama berkonsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan besar adopsi anak.
"Ada baiknya pasutri berikhtiar dulu mencari penyebab masalah dan solusi infertilitasnya," terang Bima.
Menurut Bima, penyebab infertilitas atau terkadang disebut kemandulan pada setiap pasangan bisa berbeda-beda.
Bisa hanya dari faktor istri. Bisa hanya dari faktor suami. Bisa juga dari faktor keduanya.
Faktor infertilitas pada istri bisa bisa karena gangguan siklus haid atau sumbatan saluran telur.
Sedangkan faktor pada suami, seperti penurunan kualitas sperma.
Setelah diketahui penyebabnya, dokter akan merekomendasikan program kehamilan yang cocok untuk pasangan tersebut.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Wanita Gemuk Susah Hamil?
Beberapa program kehamilan yang bisa ditempuh, antara lain:
Jika ternyata penyebab infertilitas tersebut sulit dikoreksi dan kecil sekali kemungkinan bagi pasangan tersebut untuk punya anak, dokter barulah biasanya akan menawarkan untuk program adopsi anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.