Dibantu enzim, perut akan menyimpan makanan sebagai cadangan energi.
Makanan yang dicerna saat sudah terasa cukup di perut akan bergerak ke usus kecil.
Setelah itu, makanan bercampur dengan lebih banyak enzim. Nutrisi dari makanan diserap di usus kecil.
Sedangkan sampah sisa pencernaan dikirim ke usus besar. Limbah tersebut lantas dikeluarkan lewat dubur dan anus.
Orang-orang yang tidak mengunyah makanan depan tepat atau terbiasa buru-buru menelan makanan berisiko mengalami masalah pencernaan.
Selain itu, ada juga risiko tersedak, dehidrasi, sampai kekurangan gizi.
Baca juga: Kabar Baik, Makan Satu Buah Alpukat Sehari Ampuh Lawan Kolesterol Jahat
Ahli gizi Stacey McIntosh dari University of Utah di AS menjelaskan, tidak ada patokan baku berapa kali idealnya saat mengunyah makanan.
Ia mengatakan prinsipnya semakin banyak jumlah kunyahan, semakin sedikit beban kerja mekanis usus.
"Mengunyah makanan lima atau 25 kali setiap suapan tidak banyak memengaruhi makronutrien dan zat gizi mikro asupan," jelasnya melansir laman resmi University of Utah Health.
Menurut catatan McIntosh, usus mampu menyerap 95-99 persen karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
"Cukup kunyah makanan kita dengan benar. Menghitung berapa kali jumlah kunyahan makanan itu sedikit obsesif," kata dia.
Baca juga: Pekerja Kantoran Ingin Hidup Sehat? Ini 5 Tips Pilih Menu Makan Siang
Menurut McIntosh, proses mengunyah makanan yang tepat tidak tergantung berapa kali Anda mengunyah.
Hal yang paling penting adalah mengatur durasi atau waktu makan.
Pasalnya, hormon tubuh membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk memberikan kode pada otak bahwa kita sudah kenyang.
Jika Anda menghabiskan makanan dalam waktu lima menit, otak otomatis masih ingin terus mengunyah karena belum merasa kenyang.