Namun, kelelahan pada penderita depresi juga diikuti gejala lain seperti kesedihan, perasaan putus asa, dan turunnya semangat dalam melakukan aktivitas.
Apakah Anda pernah merasa sangat nyeri namun tidak menemukan penyebabnya? Bsa jadi Anda mengalami depresi.
Riset 2010 menunjukkan bahwa rasa sakit memiliki dampak yang lebih besar pada orang yang mengalami depresi.
Baca juga: Awas, Jadi Orang Kaya dan Terkenal Justru Rentan Depresi
Dua gejala ini tidak memiliki hubungan sebab dan akibat yang jelas, tetapi penting untuk mengevaluasi keduanya bersama-sama, terutama jika dokter merekomendasikan pengobatan.
Beberapa penelitian menunjukkan menggunakan anti-depresan mungkin tidak hanya membantu meredakan depresi. Tapi, juga dapat bertindak sebagai analgesik untuk mengatasi rasa sakit.
Meskipun mereka sering dikaitkan dengan postur tubuh yang buruk atau cedera, sakit punggung juga bisa menjadi gejala tekanan psikologis.
Riset 2017 yang meneliti 1.013 mahasiswa di Canadian University menemukan hubungan langsung antara depresi dan sakit punggung.
Psikolog dan psikiater telah lama meyakini bahwa masalah emosional dapat menyebabkan sakit dan nyeri kronis.
Hal tersebut diakibatkan oleh adanya respons peradangan tubuh pada penderita depresi.
Riset juga menunjukan bahwa peradangan dalam tubuh mungkin ada hubungannya dengan sirkuit saraf di otak kita. Selain itu, peradangan juga dapat mengganggu sinyal otak.
Sering sakit kepala juga bisa menjadi pertanda depresi. Sakit kepala pada penderita depresi tidak selalu mengganggu fungsi tubuh seseorang.
Menurut National Headache Foundation, sakit kepala pada penderita depresi biasanya muncul seperti sensasi berdenyut ringan, terutama di sekitar alis.
Meski bisa diatasi dengan obat, sakit kepala tersebut akan kembali muncul secara teratur.
Penelitian tahun 2010 di Jerman menunjukkan bahwa depresi sebenarnya dapat mempengaruhi penglihatan seseorang.
Riset yang meneliti 80 orang tersebut menemukan bahwa individu yang mengalami depresi juga kesulitan melihat perbedaan warna hitam dan putih.
Baca juga: Kenali Sindrom Post Holiday Blues, Merasa Depresi Setelah Liburan