Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Virus Corona: Perbedaan SARS, MERS, dan Pneumonia Wuhan

Kompas.com - 26/01/2020, 18:31 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Coronavirus atau virus corona adalah virus yang jamak menjadi biang penyakit batuk dan pilek.

Namun, infeksi virus corona jenis baru pada manusia dapat memicu penyakit serius, bahkan menyebabkan kematian.

Virus corona jenis 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) mewabah dari Wuhan, China, sejak Desember 2019.

Baca juga: Gejala Virus Corona asal China

Hingga Minggu (26/1/2020) siang, penyebaran virus corona jenis Wuhan coronavirus atau 2019-nCoV telah teridentifikasi di 14 negara.

Sebelum virus corona baru muncul di Wuhan dan memicu pneumonia atau radang paru-paru, coronavirus jenis berbeda juga pernah menimbulkan wabah.

Antara lain menyebabkan severe acute respiratory syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut parah. Penyakit ini merebak dari China, pada 2003.

Virus corona juga menyebabkan penyakit Middle Eastern Respiratory Syndrome (MERS) atau sindrom pernapasan Timur Tengah. Penyakit ini awalnya terdeteksi di Arab Saudi, pada 2012.

Baca juga: Cara Pakai Masker untuk Cegah Penularan Infeksi Virus Corona

Asal mula virus corona

Melansir Science News, virus corona adalah zoonosis. Artinya, inang virus berasal dari hewan dan terkadang menular ke manusia.

Infeksi Wuhan corona atau 2019-nCoV kali pertama terdeteksi dari pasien yang mengunjungi pasar makanan laut Huanan di Wuhan.

Menurut South China Morning Post, sejumlah ilmuwan menduga kelelawar atau ular menjadi pembawa virus ini.

Kelelawar kerap menjadi kambing hitam sumber coronavirus. Tetapi di beberapa kasus, hewan ini tidak menularkan virus itu langsung ke manusia.

SARS menjadi temuan pertama virus corona berpindah dari kelelawar ke musang, sebelum menjangkiti manusia.

Sedangkan, kasus MERS juga berasal dari kelelawar, sebelum virusnya berpindah ke unta, dan menulari manusia.

Penularan virus corona

Melansir NPR, SARS berasal dari kelelawar, lalu menginfeksi musang, dan menular antarmanusia karena kontak langsung dari jarak dekat.

Lain halnya dengan MERS, penyakit ini menular ke manusia saat bersinggungan langsung, atau mengonsumsi susu dan daging unta yang terinfeksi.

Sedangkan Wuhan coronavirus menular ke manusia diduga dari menyentuh atau memakan binatang inang virus.

Penderita pertama yang mengalami infeksi Wuhan coronavirus diduga mengonsumsi menu berbasis kelelawar atau ular yang dijajakan di pasar makanan laut setempat.

Penularan Wuhan coronavirus antarmanusia diduga dari kontak langsung dengan penderita.

Temuan kasus coronavirus

Kasus SARS yang dilaporkan teridentifikasi sebanyak 8.098 temuan di 37 negara.

Infeksi virus corona penyebab SARS menyebabkan 774 orang meninggal dunia, dengan rasio kematian sekitar 10 persen.

Sedangkan kasus MERS hingga akhir November 2019 tercatat sebanyak 2.494 kasus.

Infeksi virus corona penyebab MERS merenggut 858 jiwa dengan angka kematian 34 persen.

Berdasarkan situs pemantau gisanddata.maps.arcgis.com per Minggu (26/1/2020), temuan Wuhan coronavirus dilaporkan 2.109 kasus.

Dari jumlah tersebut, 56 di antara penderita meninggal dunia.

Perlukah kita khawatir?

Muncul kekhwatiran virus corona jenis baru atau Wuhan coronavirus akan menyebar luas sepanjang libur Imlek.

Pasalnya, jutaan warga China memiliki tradisi mudik, pelesiran, atau merayakan tahun baru selama libur Imlek.

Namun, otoritas setempat telah mengeluarkan larangan perayaan Imlek dan menutup akses ke beberapa kota yang mengalami wabah virus corona.

Hingga saat ini, kebanyakan kasus infeksi corona berisiko tinggi pada orang yang lanjut usia atau kondisi imunitasnya rentan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau