KOMPAS.com - Gangguan irama jantung atau aritmia adalah kondisi saat jantung acapkali berdetak terlalu cepat, lambat, atau tidak beraturan.
Aritmia terjadi saat sinyal listrik yang bertugas mengatur koordinasi detak jantung tidak berfungsi dengan baik.
Sejumlah kasus gangguan irama jantung tidak berbahaya. Namun, ada juga yang menimbulkan gejala serius dan mengancam keselamatan.
Baca juga: Studi Ungkap Wanita Lebih Rentan Idap Penyakit Jantung, Kok Bisa?
Melansir Mayo Clinic, dalam kondisi normal, jantung manusia berdetak 60 sampai 100 kali per menit.
Wajar, saat berolahraga atau stres, jantung berdetak lebih cepat, atau lebih dari 100 kali per menit.
Sementara saat tidur atau relaksasi, jantung berdetak lebih lambat, atau kurang dari 60 kali per detik.
Namun, dalam keadaan normal penderita aritmia detak jantungnya bisa di luar ambang batas ideal.
Melansir Medical News Today, terdapat beberapa jenis aritmia. Antara lain:
Baca juga: Cegah Sakit Jantung dan Stroke, Ini Pentingnya Rutin Cek Kolesterol Sejak Muda
Untuk melihat detak jantung seseorang dalam kondisi normal atau artimia, Anda bisa melakukan pemeriksaan ke dokter.
Dokter biasanya akan melakukan tes darah dan urine, elektrokardiogram (EKG), echocardiogram (ECG), rontgen, sampai kateterisasi jantung.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.