Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Bakteri yang Bisa Kontaminasi Kulit Telur dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 08/02/2020, 19:32 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Telur adalah salah satu sumber protein yang baik untuk kesehatan.

Bukan hanya itu, telur bahkan diketahui mengandung banyak zat gizi lain yang dibutuhkan tubuh.

Melansir Kompas.com (23/1/2020), sedikitnya ada 11 vitamin dan nutrisi berbeda yang terkandung di dalam telur, di antaranya yakni:

  1. Vitamin B2
  2. Vitamin D
  3. Vitamin E
  4. Vitamin B5
  5. Vitamin B12
  6. Vitamin A
  7. Zat Besi
  8. Fosfor
  9. Folat
  10. Yodium
  11. Selenium

Baca juga: 11 Kandungan Gizi dalam Telur Ayam dan Manfaatnya Bagi Tubuh

Selain kaya akan gizi, telur juga mudah untuk diolah. Kedua hal itu lah yang akhirnya membuat telur digemari banyak orang.

Namun, patut diwaspadai oleh siapa saja ketika hendak menyiapkan sajian telur. Pasalnya, kulit telur dapat menularkan 10 bateri berbeda yang dapat mengganggu kesehatan tubuh.

Bakteri dalam kulit telur

Melansir Buku Dasar-dasar Mikrobiologi Makanan di Bidang Gizi dan Kesehatan (2018) oleh Lily Arsanti Lestari dkk., dijelaskan bahwa kulit telur dapat terkontaminasi kotoran ungags, sarang, pakan, udara dan peralatan.

Tergantung pada tingkat kontaminasi, tetapi kulit telur biasanya mengandung 10 bakteri.

Beberapa bakteri yang mungkin menempel pada kulit terlur, di antaranya:

  1. Pseudomonas
  2. Alcaligenes
  3. Proteus
  4. Citrobacter
  5. E. coli
  6. Enterobacter
  7. Enterococcus
  8. Micrococcus
  9. Baillus
  10. Salmonella 

Bakteri, terutama yang termasuk bakteri Gram negative yang bersifat motil dapat masuk melalui pori-pori kulit telur, khususnya jika kulit telur dalam kondisi basah.

Baca juga: Direbus atau Digoreng, Mana Cara Masak Telur yang Lebih Sehat?

Melansir Buku Ajar Ilmu Gizi: Keracunan Makanan (2009) karya Dr. Arisman, Mb, M.Kes, diterangkan bahwa di peternakan kecil, telur biasanya dikumpulkan 3 kali sehari jika tempatnya bersuhu dingin.

Sementara di peternakan yang berlokasi di daerah berhawa panas, telur dikumpulkan 4-5 kali sehari.

Setelah dikumpulkan, telur disimpan dalam wadah berlapir plastik atau karet. Wadah ini jelas harus selalu bersih.

Pasalnya, jasad renik seperti Salmonella yang menempel di bagian luar kulit telur dapat dengan mudah berpidah ke makanan.

Seseorang yang terjangkit bakteri diketahui dapat menderita gastroenteritis dengan gejala seperti, mual, muntah, kram perut, diare, demam, sakit kepala, panas dingin, dan darah di feses.

Cara mengatasi kontaminasi

Telur yang kotor bisa dicuci. Proses pencucian tersebut diyakini dapat menurunkan jumlah bakteri.

Namun, siapa saja patut berhati-hati karena dapat terjadi kontaminasi selama tahap pencucian telur.

Pastikan tangan yang bersentuhan dengan telur kembali dicuci untuk meminimalisir kontaminasi bakteri.

Di beberapa negara maju, terjadi peningkatan kecemasan terhadap bukti adanya Salmonella di kulit burun yang tercemar.

Baca juga: 3 Jenis Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Demam Berdarah (DBD)

Telur sebenarnya telah memiliki zat antibakteri secara alami. Salah satunya, yakni Lisozim, zat bakterisida dalam putih telur yang mampu menghancurkan bakteri.

Selain itu, putih telur juga mengandung zat yang berdaya mengikat-besi atau media pertumbuhan beberapa spesies pseudomonas.

Telur mentah mengandung pula avidin yang dapat mengikat biotin sebagai faktor pertumbuhan beberapa jasad renik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau