KOMPAS.com - Demensia dan Alzheimer adalah suatu keadaan yang sering diidentikkan dengan usia tua. Kedua "penyakit" ini sama-sama menyerang kemampuan fungsi otak.
Karena mirip, dua istlah medis ini seringkali membingungkan banyak orang karena dianggap memiliki gejala yang serupa.
Padahal, dua hal tersebut memiliki perbedaan yang mencolok.
Baca juga: Benarkah Rutin Minum Teh Menurunkan Risiko Demensia?
Melansir laman Alzheimer's Association, demensia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gejala yang memengaruhi memori, kinerja aktivitas sehari-hari, dan kemampuan komunikasi.
Sementara itu, alzheimer adalah jenis demensia yang memengaruhi daya ingat, bahasa, dan pikiran.
Demensia adalah sebuah sindrom, bukan sebuah penyakit. Sindrom adalah kumpulan gejala yang tidak memiliki diagnosis pasti.
Jadi, demensia adalah kumpulan gejala yang memengaruhi tugas kognitif mental seperti ingatan dan penalaran.
Demensia bukan bagian normal dari penuaan. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak yang mempengaruhi pikiran, perilaku, perasaan dan kemampuan manusia untuk berkomunikasi.
Ada berbagai tipe demensia, dan setiap orang bisa mengalami lebih dari satu jenis demensia.
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan demensia, termasuk penyakit degeneratif seperti Alzheimer, Parkinson, dan Huntington.
Setiap penyebab demensia menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak yang berbeda.
Selain hal tersebut, demensia juga bisa disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
Baca juga: Rutin Olahraga Bisa Turunkan Risiko Demensia, Apa Sebabnya?
Dalam tahap yang lebih parah, demensia sulit merawat diri, sulit mengingat nama dan tempat yang akrab dengan kehidupan sehari-harinya.
Perilaku penderita demensia yang parah juga bisa berubah dan kerap membuat mereka mengalami depresi dan agresi.
Alzheimer adalah penyakit otak degeneratif yang disebabkan oleh perubahan otak yang kompleks setelah kerusakan sel.