Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset dan Ahli Ungkap Merokok Bisa Tingkatkan Risiko Infeksi Virus Corona

Kompas.com - 14/03/2020, 10:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – World Health Organization (WHO) Indonesia pada 8 Maret 2020, mengeluarkan pernyataan yang secara lebih spesifik mengingatkan masyarakat Indonesia mengenai kaitan antara Covid-19 dengan perilaku merokok.

Dalam laman resmi WHO, Dr. N. Paranietharan, WHO Representative to Indonesia menyatakan, “Perokok berisiko tinggi untuk penyakit jantung dan penyakit pernapasan, yang merupakan faktor risiko tinggi untuk mengembangkan penyakit parah atau kritis dengan Covid-19”.

Dia kemudian menambahkan, “Karena itu, perokok di Indonesia berisiko tinggi terkena Covid-19”.

Baca juga: Waspadai 4 Cara Penularan Virus Corona

Berlawanan dengan beberapa kesalahan informasi yang beredar, tidak ada bukti bahwa segala bentuk merokok mengurangi risiko terinfeksi virus corona.

Sementara, WHO Indonesia menyarankan orang-orang dari segala usia untuk senantiasa melakukan tindakan-tindakan yang dapat melindungi diri dari ancaman virus ini, seperti:

  • Rajin mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
  • Tutup mulut dan hidung jika batuk dan bersin
  • Masak dahing dan telur hingga matang
  • Hindari kontak dengan siapa pun yang menunjukkan tanda-tanda sakit pernapasan, misalnya batuk dan bersin-bersin
  • Biasakan untuk membuang tisu habis pakai ke dalam tempat sampah

Temuan riset

Terkait pernyataan WHO soal perokok berisiko tinggi terkena Covid-19, ada sejumlah riset yang dapat mendukung anggapan tersebut.

Berikut beberapa literaturnya:

1. Epidemiological and clinical features of the 2019 novel coronavirus outbreak in China oleh Yang Yang, dkk., medRxiv, 2020

Sekelompok peneliti dari Cina dengan beragam latar belakang institusi, di antaranya Beijing Institute of Microbiology and Epidemiology, University of Florida, dan Chinese Centre for Disease Control and Prevention, menyebutkan keparahan virus corona pada laki-laki di China lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Hal itu dapat disebabkan karena laki-laki di China kebanyakan adalah perokok berat. Studi ini juga menyebutkan 61,5 persen penderita pneumonia berat akibat corona virus adalah laki-laki dan tingkat kematian 4,45 persen pada pasien laki-laki, sementara 1,25 persen pada pasien perempuan.

Baca juga: Dokter: Kasa Steril Bisa Jadi Alternatif Cegah Virus Corona Saat Masker Langka

2. Analysis of factors associated with disease outcomes in hospitalized patients with 2019 novel coronavirus disease oleh Wei Liu, dkk., Chinese Medical Journal, 2020

Dalam studi tersebut disebutkan, 78 pasien virus corona dengan pneumonia selama 2 minggu perawatan ditemukan bahwa 11 pasien memburuk dan 67 pasien kondisinya membaik.

Dari 11 pasien yang memburuk, 27 persen di antaranya diketahui memiliki riwayat merokok, sementara dari kelompok yang kondisinya membaik hanya 3 persen yang punya riwayat merokok.

3. Epidemiological and clinical characteristics of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study oleh Prof. Nanshan Chen, dkk., The Lancet, 2020

Studi tersebut menyebutkan 99 orang pasien dari Wuhan Jinyintan Hospital dirawat selama 20 hari.

Dari 11 orang pasien yang meninggal pada akhir penelitian, 3 orang di antaranya adalah perokok dengan 2 kematian pertama adalah perokok laki-laki.

Pernyataan ahli

Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com pada Jumat (13/2/2020) sore, Komnas Pengendalian Tembakau bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah menggelar kegiatan Media Briefing membahas tema “Rokok dan Covid-19, Lebih Berisiko?” di Aula PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jakarta pada Jumat siang.

Dalam rilis yang diterima Kompas.com dari seorang pengurus Komnas Pengendalian Tembakau, dijelaskan bahwa Ketua Pokja Masalah Rokok Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. Feni Fitriani Sp.P (K), dalam forum tersebut, menyampaikan perokok makin besar risikonya terkena Covid-19.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Konsumsi Buah dan Sayur untuk Tingkatkan Imunitas

“Merokok meningkatkan reseptor ACE 2, yang kita tahu juga menjadi reseptor virus corona penyebab Covid-19. Sehingga makin banyak virus corona penyebab Covid-19 yang hinggap atau menempati reseptor tersebut, jadi perokok makin besar risiko kena Covid-19. Ini juga meluruskan disinformasi yang beredar yang menyebutkan merokok atau asap rokok bisa membantu meredakan Covid-19. Ini sama sekali salah. Maka, untuk mengurangi atau mencegah risiko corona dan komplikasinya, kurangi merokok. Berhenti lebih baik," ungkap Dr. Feni yang menjadi narsumber.

Prof. Dr. Amin Soebandrio, PhD, SpMK (K), Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman, yang juga menjadi narasumber, menilai masyarakat perlu tahu bahwa perilaku merokok memiliki risiko lebih tinggi terpapar terhadap infeksi dan dapat memperparah komplikasi akibat Covid-19.

“Sehingga masyarakat lebih waspada mengingat Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok pria yang sangat tinggi,” ujar Prof. Dr. Amin dalam rilis yang dibuat Komnas Pengendalian Tembakau.

Untuk itu, Komnas Pengendalian Tembakau sendiri berharap pemerintah bisa lebih jelas menyampaikan kepada masyarakat bahwa salah satu pencegahan infeksi virus corona yang harus dilakukan adalah dengan berhenti atau setidaknya mengurangi merokok.

Baca juga: Masker Tak Efektif Cegah Virus Corona, Malah Bisa Tingkatkan Risiko Infeksi

Pemerintah juga didorong dapat menyediakan panduan serta program pendampingan bagi masyarakat yang mau berhenti merokok demi melindungi mereka dari pandemi global Covid-19.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau