KOMPAS.com - Melahirkan seorang bayi adalah perubahan hidup terbesar bagi wanita. Selain rasa bahagia, hadirnya bayi juga bisa menimbulkan rasa sedih dan kewalahan.
Hal itu normal terjadi mengingat bayi yang baru lahir memerlukan perawatan ekstra yang menguras tenaga.
Selain itu, perubahan hormon usai melahirkan juga bisa mempengaruhi suasana hati.
Kondisi tersebut bisa kecemasan dan stres yang mengarah pada baby blues. Melansir Web MD, sekitar 80 persen wanita yang baru melahirkan mengalami baby blues.
Baca juga: Riset Buktikan Kerja Akhir Pekan Berisiko Depresi
Lalu, apa itu baby blues dan apa bedanya dengan depresi pascapersalinan?
Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.
Melansir laman Healthline, baby blues adalah kondisi penurunan suasana hati yang terjadi dalam waktu singkat, yakni sekitar dua atau tiga hari usai melahirkan.
Penurunan suasana hati tersebut akan mereda ketika bayi telah berusia satu atau dua minggu.
Banyak orang keliru membedakan antara baby blues dan depresi pascapersalinan. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Baby blues umumnya terjadi hanya dalam beberapa minggu. Sementara itu, depresi pasca persalinan bisa terjadi dalam waktu lama dan termasuk gangguan mental yang serius serta membutuhkan perawatan khusus.
Baby blues dan depresi pascapersalinan juga memiliki gejala yang berbeda. Berikut perbedaan tersebut:
Baca juga: 7 Masalah Fisik Tanda Anda Sedang Depresi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.