KOMPAS.com – Simdrom reye adalah kerusakan otak akut secara mendadak yang terjadi pada anak-anak dengan rata-rata usia 4-14 tahun.
Sindrom ini disebabkan atau bisa terjadi setelah anak diberikan pengobatan dengan aspirin untuk kondisi flu atau cacar air.
Saat ini kasus temuan sindrom reye memang disinyalir sudah turun mengingat penggunaan aspirin sudah tidak lagi direkomendasikan sebagai pengobatan rutin demam dan kesakitan pada anak-anak.
Namun, tidak ada salahnya bagi para orangtua khususnya, bisa mengetahui gejala dan cara menangani kasus sindrom ini sebagai langkah pencegahan.
Baca juga: Beda Gejala Tuberkulosis pada Anak-anak dan Orang Dewasa
Melansir Buku Mengenali Keluhan Anda: Info Kesehatan Umum untuk Pasien (2013) bikinan Dr. Ayustawati, PhD, ada sejumlah gejala yang bisa dilihat pada kasus sindrom reye.
Berikut tanda-tandanya:
Secara umum, penderita sindrom reye sebaiknya perlu segera di bawa ke instalasi gawat darurat rumah sakit.
Hal ini penting agar mereka langsung mendapatkan penangaan dokter.
Pengobatan yang sesegera mungkin diperlukan untuk menghindari kemungkinan komplikasi yang bisa timbul, seperti terjadi kerusakan permanen pada anak tersebut.
Baca juga: Orangtua, Ini Alasan Anak Sebaiknya di Rumah Saja saat Wabah Corona
Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui penyebab timbulnya gejala-gejala pada penderita dan memutuskan pemilihan pengobatan yang tepat.
Baca juga: 6 Perubahan Fisik Tanda Anak Gadis Memasuki Masa Pubertas
Dalam buku Cerdas Mengenali Obat (2010) karya Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., dijelaskan bahwa aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) memiliki efek samping yang membuatnya tidak cocok untuk anak-anak.
Berikut pertimbangannya:
1. Sindrom reye
Aspirin bisa menyebabkan terjadinya sindrom reye pada anak-anak, yakni suatu penyakit mematikan yang mengganggu fungsi otak dan hati.
Banyak studi telah menunjukkan adanya ubungan antara kejadian sindrom reye pada anak-anak dengan penggnaan aspirin tersebut.