Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Dampak Negatif Memberi Hukuman Fisik Pada Anak

Kompas.com - 22/03/2020, 18:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang berpikir memberi hukuman fisik seperti memukul, menampar, mencubit atau menendang anak akan menciptakan kedisiplinan.

Faktanya, riset membuktikan bahwa hukuman fisik di masa kecil bisa membuat seseorang mengalami gangguan kecemasan.

Melansir laman Child and Family Blog, riset yang meneliti lebih dari 1.000 anak dari delapan negara telah membuktikannya.

Dalam riset tersebut, peneliti kaitan antara tingkat hukuman fisik dan efeknya pada kecemasan dan agresi yang dialami anak.

Baca juga: 5 Bahaya Konsumsi Antibiotik Tanpa Indikasi

Dari analisis data, terungkap bahwa pelukan dan ciuman tidak bisa mengatasi dampak dari hukiman fisik sang anak secara efektif.

Menurut hasi peneliti, dampak dari hukuman fisik itu tetap ada meski pada akhirnya sang anak mendapatkan kehangatan dari orangtuanya.

Bahkan, tingkat kecemasan di masa kanak-kanak semakin tinggi ketika orangtua memberi kehangatan dan hukuman fisik secara bersamaan.

Dampak lain hukuman fisik pada anak

Melansir laman Hello Motherhood, hukuman fisik juga bisa mengganggu perkembangan kognitif anak bahkan menurunkan tingkai intelegensi anak.

Hal ini terjadi karena hukuman fisik dapat mengurangi materi abu-abu di otak, yang sangat mempengaruhi kemampuan belajar sang anak.

Anak-anak yang sering mendapat hukuman secara fisik juga dapat mengalami gangguan emosi.

Baca juga: Pakai Sarung Tangan Tak Efektif Cegah Infeksi Virus Corona, Kok Bisa?

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS juga mengatakan, hukuman fisik bisa menyebabkan anak merasa memiliki harga diri rendah, kerusakan otak, gangguan perhatian dan penyalahgunaan obat-obatan.

Hal ini tentu dapat berdampak buruk pada keterampilan sosial sang anak.

Cara mengatur emosi

Orangtua wajib mengelola emosi untuk menciptakan lingkungan kelaurga yang hangat dan penuh kasih aar anak-anak tumbuh dengan baik, baik secara fisik dan mental.

Selain itu, orangtua yang pandai mengelola emosi dengan cara positif juga bisa menjadi contoh bagus pada anak.

Baca juga: Berbagai Manfaat Tak Terduga Makanan Pedas

Jika emosi mulai meningkat ketika berhadapan dengan anak, cobalah untuk tetap tenang dengan menarik napas dalam-dalam. Jika diperlukan, berjalanlah menjauh dari sang anak untuk sementara waktu.

Ketika keinginan memukul anak sudah tak tertahankan, letakan anak di tempat yang aman, seperti tempat tidur. Kita juga bisa meminta orang lain menjaga anak kita sementara waktu sampai kita merasa lebih tenang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau