Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Sarung Tangan Tak Efektif Cegah Infeksi Virus Corona, Kok Bisa?

Kompas.com - 21/03/2020, 13:31 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Tak hanya handsanitizer dan masker, sarung tangan karet atau lateks juga menjadi barang langka di tengah situasi pandemi virus corona seperti saat ini.

Virus corona jenis baru memang bisa bertahan dalam waktu lama di permukaan benda yang biasa kita sentuh, seperti ganggang pintu, tas belanja, tombol lift dan sejenisnya.

Namun, melindungi tangan dengan sarung tangan karet bukan cara efektif untuk melindungi diri dari infeksi virus asal Wuhan, Cina, tersebut.

Melansir laman Independent, Public Health England (PHE) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan pemakaian sarung tangan lateks untuk melindungi diri dari infeksi virus.

Baca juga: 5 Cara Mengelola Stres di Tengah Pandemi Corona

Cara terbaik untuk menjaga diri dari penyakit menular adalah menjaga kebersihan diri dengan sebaik mungkin.

Ahli virologi dari Imperial College Londin juga mengatakan, memakai sarung tangan bukan cara terbaik untuk menghindari infeksi. Cara terbaik untuk melindungi diri adalah mencuci tangan sesering mungkin.

Hal yang sama juga dingkukpan oleh ahli kesehatan dari Johns Hopkins Center for Health Security, Amesh Adalja. Menurutnya, pemakaian sarung tangan hanya memberi rasa aman yang palsu.

Hal itu justru hanya membuang waktu dan menciptakan lebih banyak permintaan untuk hal-hal yang tidak perlu.

Pemakaian sarung tangan lateks atau karet sebaiknya hanya dipakai oleh tenaga medis karena manfaatnya tidak efektif dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: 3 Cara Hentikan Kebiasaan Sentuh Wajah Agar Tak Mudah Terinfeksi Virus

"Sarunt tangan lateks mudah robeh dan tidak dirancang untuk aktivitas sehari-hari," ucap Adalja, dilansir dari Today.com.

Para ahli juga berpendapat, virus bisa bertahan lama di permukaan sarung tangan.

Saat kita bersin atau batuk, virus tetap bisa hinggap di permukaan sarung tangan tersebut.

Hal itu justru semakin meningkatkan risiko kontaminasi ketika kita melepas sarung tangan atau menyentuh permukaan.

Selain itu, banyak orang yang masih mungkin menyentuh wajah mereka meski memakai sarung tangan. Jadi, memakai sarung tangan tidak mengurangi risiko kita untuk terinfeksi.

Cara terbaik mencegah penyebaran Covid-19

Menurut PHE, cara terbaik untuk melindungi diri dan orang lain dari infeksi virus adalah mencuci tangan dengan sabun dan air.

Jika tidak ada air, kita bisa menggunakan handsanitizer. Saat batuk dan bersin, kita juga harus menutup mulut dengan tisu. Setelah itu, buang tisu yang telah digunakan dan jangan lupa mencuci tangan.

Baca juga: 5 Cara Lindungi Lansia dan Penderita Penyakit Kronis dari Virus Corona

WHO juga mengatakan cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona adalah dengan mencuci tangan sesering mungkin, baik dengan antiseptik berbasis alkohol atau sabun dan air mengalair.

Selain itu, kita juga harus melakukan social distancing atau menjaga jarak knimal satu meter dengan orang lain yang sedang batuk atau bersin.

Pasalnya, batuk dan bersin membuat tetesan cairan dari hidung dan mulut keluar. Tetesan cairan tersebut bisa jadi mengandung virus yang bisa menginfeksi kita.

Jika Anda mengalami demam, batuk atau kesulitan bernapas, Anda harus mencari perawatan medis dengan menelepon terlebih dahulu. Ikuti arahan otoritas kesehatan setempat untuk mendapatkan informasi terbaru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Jangan Tunggu Harus Operasi, Ini Cara Mengobati Pengapuran Lutut Sejak Dini
Jangan Tunggu Harus Operasi, Ini Cara Mengobati Pengapuran Lutut Sejak Dini
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau