Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Hanta: Cara Penyebaran, Gejala Infeksi, hingga Pencegahan

Kompas.com - 25/03/2020, 16:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah pandemi virus corona jenis baru, virus hanta muncul dan menebarkan kekhawatiran warga dunia.

Kekhawatiran ini muncul setelah adanya pria asal Provinsi Yunnan, China Selatan, yang meninggal karena terinfeksi virus hanta.

Melansir laman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), virus hanta dapat menyebabkan sindrom paru hantavirus.

Baca juga: Tak Peka Bau dan Rasa Bisa Jadi Gejala Infeksi Virus Corona

Virus ini bisa menular ke manusia lewat hewan pengerat atau tikus. Penularan terjadi jika kita terkena gigitan atau menghirup tinja, air liur, dan urine tikus yang telah terinfeksi. Namun, virus ini sangat jarang menular antarmanusia.

Virus ini bisa bertahan kurang dari satu minggu di luar ruangan dan hanya dalam hitungan jam jika terkena sinar matahari langsung.

Gejala

Belum diketahui secara pasti berapa lama masa inkubasi virus ini karena kasus infeksi masih tergolong sedikit.

Namun, beberapa pakar berpendapat bahwa masa inkubasi virus ini terjadi selama satu hingga delapan minggu usai terpapar virus tersebut.

Gejala awal pada orang yang terinfeksi bisa berupa munculnya kelelahan, demam, dan nyeri otot, terutama pada kelompok otot besar, yaitu paha, pinggul, punggung, dan terkadang bahu.

Beberapa orang yang terinfeksi juga mengalami pusing, meriang, dan gangguan pencernaan.

Dalam 4 hingga 10 hari setelah fase awal penyakit, gejala infeksi bisa berupa batuk dan sesak napas. Persentase kematian karena infeksi virus hanta mencapai 38 persen.

Faktor risiko

Melansir Mayo Clinic, orang yang bekerja, tinggal, atau bermain di ruangan yang terdapat tikus berisiko besar untuk teinfeksi. Beberapa aktivitas berikut juga bisa meningkatkan risiko infeksi: 

  • Membuka dan membersihkan gedung atau gudang yang lama tidak digunakan.
  • Membersihkan rumah, terutama di loteng atau daerah yang jarang dilalui orang.
  • Memiliki rumah atau ruang kerja yang penuh dengan tikus.
  • Memiliki pekerjaan yang melibatkan pemaparan pada hewan pengerat, seperti konstruksi, pekerjaan utilitas, dan pengendalian hama.
  • Berkemah, hiking, atau berburu.

Pencegahan dan pengobatan

Menurut Canadian Center for Occupation Health and Safety, tidak ada vaksin khusus, pengobatan, atau penyembuhan untuk infeksi virus hanta.

Namun, deteksi dini bisa mempercepat pemulihan. Pemberian obat penurun panas dan nyeri serta terapi oksigen bisa membantu orang-orang yang terinfeksi.

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Vaksin BCG untuk Cegah Serangan Tuberkulosis (TBC)

Untuk mencegah infeksi, kita bisa melakukan tips berikut:

  • Menyimpan makanan (termasuk makanan hewan), air, dan sampah dalam wadah plastik atau logam berat dengan tutup yang pas.
  • Menyegel lubang di area tempat yang biasa dimasuki tikus.
  • Memotong rumput dan hindari tumpukan kayu dari bangunan.
  • Menggunakan karet atau sarung tangan plastik saat membersihkan area yang menjadi sarang hewan pengerat.
  • Setelah selesai, bersihkan sarung tangan dengan air sabun sebelum melepasnya. Cuci tangan dengan air sabun (lagi) setelah melepas sarung tangan.
  • Bila perlu, pasang jebakan tikus dan masukkan tikus di dalam kantong plastik, tutup kantongnya, dan buang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau