KOMPAS.com - Tubuh manusia bagai sebuah tungku yang mengeluarkan panas sepanjang waktu.
Hal itu bertujuan untuk menjaga fungsi organ-organ di dalam tubuh agar tetap bekerja optimal.
Namun, jika panas yang dikeluarkan oleh tubuh terlalu banyak atau terlalu sedikit, hal itu bisa menandakan adanya masalah kesehatan.
Baca juga: Ibuprofen dan Parasetamol, Mana yang Efektif untuk Pasien Covid-19?
Melansir laman Web MD, pakar kesehatan dari Jerman pada abad ke 19 telah menetapkan standar suhu tubuh normal adalah 37 derajat celcius.
Namun, riset terbaru menetapkan suhu tubuh normal manusia adalah 36 derajat celcius.
Ahli kedokteran keluarga Donald Ford mengatakan, setiap manusia memiliki suhu tubuh normal yang berbeda-beda.
"Setiap orang memiliki suhu tubuh yang berbeda-beda. Namun, suhu tubuh yang berada dalam kisaran 36 hingga 37 derajat celcius dinggap normal," tambah Ford, dilansir dari Cleveland.
Tapi, orang yang memiliki kondisi kesehatan yang baik bisa saja memiliki suhu tubuh yang sedikit lebih tinggi atau rendah dari kisaran angka tersebut.
"Jika kita dalam kondisi sehat, suhu tubuh tetap berada dalam kisaran normal meski suhu di lingkungan sekitar kita sedang dingin," ucap Ford.
Bagian otak yang disebut hipotalamus bertanggung jawab menjaga suhu tubuh. Ketika suhu sekitar kita terlalu rendah, tubuh akan mempertahankan panas dengan mengecilkan pembuluh darah.
Baca juga: Bagaiaman Tidur yang Bisa Meningkatkan Daya Tahan Tubuh?
Sebaliknya, tubuh akan mengeluarkan keringat ketika suhu lingkungan sekitar kita sedang tinggi.
Suhu tubuh manusia juga bisa mengalami perubahan setiap waktu. Misalnya, suhu tubuh kita akan menjadi lebih rendah di pagi hari daripada saat sore hari.
Pada wanita yang sedang dalam periode menstruasi, suhu tubuh mereka juga bisa mengalami fluktuasi.
Selain itu, suhu tubuh manusia juga bisa ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
Jika suhu tubuh seseorang lebih tinggi dari kisaran normal, maka orang tersebut bisa jadi mengalami demam. Sebaliknya, suhu tubuh yang terlalu rendah juga bisa disebut hipotermia.
Seseorang bisa dikatakan mengalami demam jika suhu tubuh mereka berada diatas 38 derajat celcius.
Saat ini terjadi, Anda tidak perlu terlalu khawatir. Pasalnya, demam merupakan pertanda sistem kekebalan tubuh sedang melawan bakteri atau virus penyebab infeksi.
Jika demam tersebut berlangsung selama tiga hari atau suhu tubuh berada di atas 39 derajat celcius, Anda harus segera menghubungi dokter.
Baca juga: Anak-anak Tidak Rentan terhadap Virus Corona, tetapi...
Seseorang dikatakan mengalami hipotermia jika suhu tubuhnya berada di bawah 35 derajat celcius.
Kasus hipotermia tak hanya terjadi ketika kita berada di pegunungan atau di daerah bersalju.
Saat berada di dalam rumah pun seseorang bisa mengalami hipotermia, khususnya bayi baru lahir dan orang lanjut usia. Hipotermia pada bayi terjadi jika suhu tubuh berada di bawah 36 derajat celcius.
Tubuh bayi belum bisa mengatur suhu tubuh sehingga bisa kehilangan panas dengan cepat. Oleh karena itu, orangtua harus menjaga kehangatan tubuh bayi dengan tepat.
Orang lanjut usia yang berada di ruangan dengan pendingin udara yang intens atau tidak ada panas yang cukup juga bisa menderita hipotermia.
Selain itu, risiko hipotermia juga bisa meningkat karena hal-hal berikut: