Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2020, 15:58 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Health,

Dengan menggunakan data yang dikumpulkan hingga 2 April, para peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengidentifikasi total 2.572 COVID-19 kasus pada anak-anak di bawah usia 18 tahun.

Di antara 2.490 kasus anak-anak yang jenis kelaminnya diketahui, 57 persen adalah laki-laki.

"Alasan untuk setiap perbedaan potensial dalam kejadian Covid-19 atau keparahan antara pria dan wanita tidak diketahui," kata para peneliti dalam analisis yang dirilis 6 April dalam Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR).

Mereka mengatakan dominasi laki-laki di semua kelompok umur anak menunjukkan bahwa faktor biologis dapat berperan dalam kerentanan apa pun berdasarkan jenis kelamin.

Analisis ini memberikan gambaran gejala dan tingkat keparahan penyakit di antara anak-anak AS dengan COVID-19.

Baca juga: Cara Menyikapi Korban Kecelakaan di Tengah Pandemi Covid-19

Dari 80 kasus COVID-19 anak yang diketahui, memiliki setidaknya satu kondisi yang mendasarinya, yang paling umum adalah:

  • Kondisi paru-paru kronis, termasuk asma
  • Penyakit jantung
  • Imunosupresi

Di antara 291 kasus anak dengan data tanda dan gejala, yang paling umum adalah:

  • Demam
  • Batuk
  • Sesak napas

Namun, gejala tersebut dilaporkan lebih jarang pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa.

Terkait usia, peneliti melaporkan, di antara 2.572 kasus COVID-19 anak, hampir sepertiga terjadi pada anak-anak usia 15 hingga 17 tahun.

Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa 59 dari 147 rawat inap anak (termasuk lima dari 15 rawat inap ICU anak) adalah di antara yang termuda di antara yang muda, yakni berusia kurang dari satu tahun.

Tapi sekali lagi, ini adalah data awal. Masalahnya adalah bahwa kebanyakan kasus AS yang dilaporkan pada bayi memiliki status rawat inap yang tidak diketahui.

Walaupun mungkin melegakan bagi orang tua bahwa anak-anak umumnya mengalami gejala-gejala ringan, kenyataannya adalah bahwa beberapa anak-anak mungkin bisa jadi sangat sakit.

Baca juga: 8 Anjuran yang Benar bagi Orangtua Saat Anak Sakit Batuk Pilek

Kapan harus ke dokter?

IDAI sendiri dalam laman resminya, menganjurkarkan anak-anak yang mengalami demam, batuk, pilek ringan, sepanjang dapat ditangani sendiri di rumah, sebaiknya tidak segeda dibawa ke fasilitas kesehatan.

Berikan dulu obat demam apabia suhu anak terpantau 38 derajat Celsius atau lebih.

Obat demam yang dimaksud, yakni paracetamol 10 mg/kg berat badan, dapat diulangi tiap 4-6 jam selama masih demam, maksimal 5 kali dalam 24 jam.

Anak juga perlu diberi banyak minuman air putih serta cara mencuci tangan, etika batuk, bersin, dan berludah dengan benar.

Apabila demam terus-menerus memasuki hari ketiga, bawalah anak periksa ke fasilitas kesehatan.

Selain itu, anak-anak juga perlu dibawa ke fasilitas kesehatan ketiga mengalami tanda bahaya sepeti:

  • Anak lemas atau tidak terus
  • Napas cepat
  • Sesak
  • Demam tinggi 30 derajat Celsius atau lebih
  • Kejang
  • Tampak biru
  • Muntah-muntah hingga tak dapat minum
  • Buang air kecil berkurang

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com