Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/04/2020, 08:08 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Pneumotoraks adalah kondisi saat paru-paru tak bisa mengembang atau kolaps.

Melansir Mayo Clinic, pneumotoraks terjadi saat udara bocor ke ruang antara paru-paru dan dinding dada.

Udara ini mendorong bagian luar paru-paru dan membuat organ vital tersebut kolaps. Pneumotoraks bisa total maupun hanya sebagian paru-paru.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Pneumonia yang Rentan Serang Anak-anak dan Lansia

Gejala pneumotoraks

Pneumotoraks bisa ditandai dengan gejala utama nyeri dada dan sesak napas.

Tanda-tanda pneumotoraks juga bisa dirasakan ringan sampai mengancam jiwa. Antara lain:

  • Dada terasa nyeri saat digunakan untuk menghirup udara
  • Ada tekanan di dada yang terasa semakin memburuk
  • Kulit atau bibir kebiruan
  • Detak jantung meningkat
  • Napas jadi cepat
  • Pusing atau mengalami kebingungan
  • Hilang kesadaran atau koma

Melansir Medical News Today, beberapa kasus pneumotoraks tidak terdeteksi karena gejalanya mirip masalah kesehatan lain.

Namun, pneumotoraks bisa dideteksi lewat pemeriksaan fisik. Dokter bisa mengenali penyakit ini lewat pemeriksaan napas dengan steteskop.

Diagnosis penyakit ini juga bisa diperoleh dengan tepat lewat skrining sinar-X atau CT scan.

Baca juga: Apa yang Terjadi dengan Paru-paru saat Tubuh Terinfeksi Virus Corona?

Penyebab Pneumotoraks

Penyebab pneumotoraks bisa disebabkan banyak faktor. Dilihat dari faktor penyebabnya, pneumotoraks terbagi menjadi tiga jenis, yakni:

1. Pneumotoraks spontan primer

Pneumotoraks spontan primer bisa terjadi pada orang yang sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit paru-paru.

Beberapa orang yang lebih berisiko mengalami pneumotoraks spontan primer antara lain:

  • Perokok
  • Pria jangkung atau tinggi badan di atas rata-rata
  • Orang yang terlalu kurus
  • Orang berusia 15-34 tahun
  • Punya keluarga pengidap pneumotoraks

Jika mendapat perawatan medis dengan tepat, pneumotoraks spontan primer biasanya tidak berakibat fatal.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur Pakai Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

2. Pneumotoraks spontan sekunder

Pneumotoraks spontan sekunder bisa disebabkan berbagai penyakit dan gangguan paru-paru. Antara lain:

  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
  • Cystic fibrosis
  • Penyakit asma kronis
  • Infeksi paru seperti TBC atau pneumonia
  • Sarkoidosis
  • Endometriosis toraks
  • Fibrosis paru-paru
  • Kanker paru-paru dan sarkoma
  • Gangguan pada jaringan ikat seperti radang sendi, sclerosis sistemik, polymyositis, sampai dermatomyositis
  • Pada anak-anak bisa disebabkan campak, menghirup benda asing, dan echinococcosis

Baca juga: Mengapa Ventilator Penting untuk Selamatkan Pasien Virus Corona?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau