Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, Obsesi dengan Pola Makan Sehat Bisa Sebabkan Orthorexia

Kompas.com - 16/04/2020, 18:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Membiasakan pola makan sehat memang sangat penting untuk menjaga kondisi fisik dan mental kita.

Namun, terlalu obsesi untuk menerapkan pola makan sehat juga bisa mengakibatkan gangguan makan yang disebut orthorexia.

Orthorexia merupakan salah satu jenis gangguan makan yang bisa menyebabkan penderitanya terobsesi mengonsumsi makan sehat dengan cara keliru sehingga justru membahayakan kesehatan mereka.

Baca juga: Gangguan Makan: Penyebab, Jenis dan Cara Mengatasinya

Melansir Web MD, penderita orthorexia biasanya mengalami hal-hal berikut:

  1. Menghabiskan waktu lama untuk mencari informasi seputar makanan sehat.
  2. Menolak makan berbagai macam makanan yang dianggap tidak sehat.
  3. Terlalu kritis dengan pilihan makan orang lain.
  4. Dalam kasus ekstrem, penderita orthorexia bisa menghindari banyak pilihan makanan sehingga mengalami kurang gizi.

Penyebab

Melansir laman Healthline, orthorexia biasanya disebabkan karena kecenderungan obsesif kompulsif dan riwayat gangguan makan sebelumnya.

Selain itu, mereka yang memiliki kecenderungan perfeksionisme dan kecemasan tinggi juga bisa mengalami orthorexia.

Beberapa penelitian juga melaporkan bahwa individu yang berfokus pada kesehatan untuk karier mereka mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena ortorexia.

Efek negatif orthorexia

Efek negatif orthorexia bisa digolongkan dalam tiga kategori seperti berikut:

- Efek fisik

Orthorexia bisa menyebabkan banyak komplikasi medis yang sama dengan gangguan makan lainnya.

Sebagai contoh, kekurangan nutrisi penting yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang terbatas dapat menyebabkan kekurangan gizi, anemia, atau detak jantung yang lambat secara abnormal.

Orthorexia juga dapat menyebabkan malnutrisi parah yang memicu masalah pencernaan, ketidakseimbangan elektrolit dan hormonal, asidosis metabolik dan gangguan kesehatan tulang. Komplikasi fisik ini dapat mengancam jiwa dan tidak boleh diremehkan.

Baca juga: 3 Hal yang Membuat Kita Sering Merasa Haus

- Efek psikologis

Penderita ortoreksia dapat mengalami frustrasi yang hebat ketika kebiasaan mereka yang berhubungan dengan makanan terganggu.

Terlebih lagi, melanggar aturan diet yang dipaksakan sendiri cenderung menyebabkan perasaan bersalah dan membenci diri sendiri.

Penderita ortorexia juga cenderung kurang berhasil dalam tugas yang membutuhkan keterampilan pemecahan masalah yang fleksibel.

Mereka juga kurang mampu mempertahankan fokus pada lingkungan sekitar, termasuk manusia.

- Efek sosial

Penderita orthorexia biasanya sulit mengambil bagian dalam kegiatan sosial yang berkutat tentang makanan, seperti pesta makan malam atau makan di luar.

Pikiran yang terobsesi dengan pola makan sehat juga sering menyebabkan penderita orthorexia sulit melakukan interaksi sosial. Hal ini dapat membuat mereka mengalami isolasi sosial.

Cara mengatasi

Jika tidak segera diobati, penderita orthorexia bisa mengalami masalah kesehatan serius.

Langkah pertama untuk mengatasi ortorexia adalah mengidentifikasi gejalanya dengan melihat efek negatif yang dialami.

Setelah itu, penderita orthorexia harus gerea mencari bantuan ahli jiwa dan ahli gizi. Biasanya, metode pengobatan yang dilakukan untuk pasien orthorexia antara lain:

  • modifikasi perilaku
  • restrukturisasi kognitif
  • berbagai bentuk pelatihan relaksasi.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Wabah Mpox Melonjak di Sierra Leone: Status Darurat Kesehatan Global Ditetapkan
Wabah Mpox Melonjak di Sierra Leone: Status Darurat Kesehatan Global Ditetapkan
Health
Waspadai Efek Minum Air Putih Secara Berlebihan pada Ginjal, Ini Kata Dokter
Waspadai Efek Minum Air Putih Secara Berlebihan pada Ginjal, Ini Kata Dokter
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Beberapa Penyebab Jatuh di Kamar Mandi
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Beberapa Penyebab Jatuh di Kamar Mandi
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Pertolongan Pertama Saat Terjatuh di Kamar Mandi
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Pertolongan Pertama Saat Terjatuh di Kamar Mandi
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia Akibat Jatuh di Kamar Mandi, Ini 6 Cara Mencegah Kejadian Serupa
Gustiwiw Meninggal Dunia Akibat Jatuh di Kamar Mandi, Ini 6 Cara Mencegah Kejadian Serupa
Health
Jamur Hitam di Rumah Bisa Picu Masalah Pernapasan Serius, Ini Faktanya
Jamur Hitam di Rumah Bisa Picu Masalah Pernapasan Serius, Ini Faktanya
Health
WCTC 2025 dan Paradoks Pengendalian Tembakau di Indonesia
WCTC 2025 dan Paradoks Pengendalian Tembakau di Indonesia
Health
Terlalu Banyak Minum Air Bisa Rusak Ginjal, Ini Kata Dokter...
Terlalu Banyak Minum Air Bisa Rusak Ginjal, Ini Kata Dokter...
Health
Olahraga Rutin Sejak Muda Turunkan Risiko Tekanan Darah Tinggi di Usia 60 Tahun
Olahraga Rutin Sejak Muda Turunkan Risiko Tekanan Darah Tinggi di Usia 60 Tahun
Health
Kemenkes Sebut Banyak Perempuan Indonesia Alami Obesitas Sentral, Apa Itu?
Kemenkes Sebut Banyak Perempuan Indonesia Alami Obesitas Sentral, Apa Itu?
Health
Dari Cek Kesehatan Gratis Ditemukan 50 Persen Perempuan Alami Obesitas Sentral
Dari Cek Kesehatan Gratis Ditemukan 50 Persen Perempuan Alami Obesitas Sentral
Health
Nutrisi yang Bantu Menurunkan Risiko Demensia, Menurut Studi Terbaru
Nutrisi yang Bantu Menurunkan Risiko Demensia, Menurut Studi Terbaru
Health
Studi Baru: Tes Darah untuk Deteksi Dini Kanker Sebelum Gejala Muncul
Studi Baru: Tes Darah untuk Deteksi Dini Kanker Sebelum Gejala Muncul
Health
Peneliti Temukan Bakteri Usus Ini Bisa Jadi Pemicu Depresi
Peneliti Temukan Bakteri Usus Ini Bisa Jadi Pemicu Depresi
Health
Tanpa Bukti Ilmiah, Rendaman Rokok Obat Bisa Timbulkan Efek Samping
Tanpa Bukti Ilmiah, Rendaman Rokok Obat Bisa Timbulkan Efek Samping
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau