KOMPAS.com - Distimia merupakan gangguan depresi yang berlangsung secara berkepanjangan.
Gangguan ini menyebabkan penderitanya merasakan sedih dan putus asa yang terus-menerus.
Hal ini bisa mempengaruhi suasana hati dan perilaku serts fungsi fisik, termasuk nafsu makan dan kualitas tidur.
Akibatnya, orang dengan gangguan distimia sering kehilangan minat dalam melakukan kegiatan yang mereka sukai dan sulit menyelesaikan tugas sehari-hari.
Gangguan distimia bisa bertahan selama bertahun-tahun sehingga sangat mempengaruhi semua aspek hidup penderitanya.
Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.
Baca juga: Gangguan Makan: Penyebab, Jenis dan Cara Mengatasinya
Melansir Healthline, gejala distimia bisa berlangsung minimal dua tahun dengan bentuk seperti berikut:
Gejala distimia sering mulai muncul selama masa kanak-kanak atau remaja. Anak-anak dan remaja dengan distimia biasanya tampak mudah tersinggung, murung, atau pesimis dalam waktu yang lama.
Mereka juga dapat menunjukkan masalah perilaku, kinerja yang buruk di sekolah, dan kesulitan berinteraksi dengan anak-anak lain dalam situasi sosial.
Gejala-gejalanya seringkali datang dan pergi selama beberapa tahun, dan tingkat keparahannya dapat bervariasi dari waktu ke waktu.
Penyebab distimia belum diketahui pasti. Namun, faktor-faktor berikut bisa menjadi penyebabnya. Faktor-faktor tertentu dapat berkontribusi pada gejala distimia antara lain:
Baca juga: Yang Harus Dipertimbangkan Saat Akan Bersalin di Tengah Pandemi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.