Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/04/2020, 16:30 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Kendati demikian, tidak semua orang bisa divaksinasi. Bisa karena usianya terlalu dini atau karena sistem daya tahan tubuhnya terlalu lemah.

Baca juga: Virus Corona Berpotensi Menyebar Melalui Percikan Ludah

Bagaimana kinerja vaksin?

Vaksin dibuat dari antigen (virus, bakteri, atau patogen) yang sudah mati atau dilemahkan.

Vaksin dari antigen yang sudah tidak agresif tersebut tidak dapat menyebabkan infeksi.

Namun, sistem daya tahan tubuh masih mengenali virus atau bakteri tersebut sebagai ancaman. Sehingga, tubuh masih bisa merespons dengan menghasilkan antibodi.

Setelah ancaman antigen berlalu, sebagian sel antibodi akan rusak atau kalah. Akan tetapi, sel-sel kekebalan yang disebut sel memori tetap ada di dalam tubuh.

Ketika tubuh bertemu virus atau bakteri sejenis, sel-sel memori yang sudah mengenali antigen dengan cepat menghasilkan antibodi dan segera melawan sebelum infeksi meluas.

Jenis-jenis vaksin

Beragam jenis virus dan bakteri membutuhkan vaksin yang berbeda-beda.

Melansir Insider, pendekatan untuk membuat vaksin bisa tergantung beberapa faktor, antara lain:

  • Karakteristik penyakit
  • Pengaruh penyakit pada tubuh
  • Reaksi sistem daya tahan tubuh
  • Potensi penyebaran penyakit

Baca juga: Apa Itu Ventilator?

Berikut jenis-jenis vaksin secara umum dilihat dari cara kerjanya:

  • Vaksin yang dilemahkan

Vaksin ini menggunakan virus atau bakteri yang sudah dilemahkan. Vaksin ini bekerja dengan membangun kekebalan tubuh. Contohnya vaksin cacar, campak, gondong, rubella, rotavirus, dan demam kuning

  • Vaksin tidak aktif

Vaksin ini dibuat dengan bahan kimia yang dapat membunuh virus. Kinerjanya tidak seefektif vaksin hidup. Contohnya vaksin rabies, hepatitis A, influenza, dan polio

  • Vaksin subunit, rekombinan, polisakarida, konjugat

Vaksin ini secara khusus menargetkan bagian tertentu untuk melemahkan bakteri atau virus. Contohnya vaksin untuk penyakit HIB, hepatitis B, HPV, batuk rejan, pneumokokus, meningokokus, herpes zoster

  • Vaksin toksoid

Vaksin ini dibuat untuk melemahkan toksin atau racun bakteri dan virus. Contohnya vaksin untuk difteri dan tetanus

Setiap jenis vaksin memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.

Vaksin yang berasal dari kuman yang dilemahkan membutuhkan respons imun yang benar-benar kuat dan cocok.

Sementara vaksin jenis subunit relatif lebih aman, namun respons imun setelah divaksinasi tidak instan atau membutuhkan waktu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau