Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2020, 04:24 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Kurma merupakan salah satu hidangan yang akrab dengan puasa Ramadhan.

Makanan berbentuk lonjong berwarna cokelat ini kerap disajikan sebagai hidangan takjil untuk menu berbuka puasa.

Berikut nutrisi kurma, jenis kurma, porsi makan kurma, dan waktu terbaik makan kurma.

Baca juga: Berbuka dengan yang Manis Tak Boleh Sembarangan, Bagaimana Baiknya?

Nutrisi kurma

Melansir buku Health Secret Of Dates (2013) oleh Pangkalan Ide, buah kurma mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.

Buah kurma banyak mengandung vitamin A dan vitamin B2 jenis riboflavin.

Buah ini juga mengandung zat besi, vitamin B, asam nikotinat, tiamin, niasin, kalium, potasium, magnesium, kalsium, dan serat dalam jumlah memadai.

Zat gizi tersebut dapat berfungsi membantu pelepasan energi, menjaga kulit dan saraf tetap sehat, dan menjaga kesehatan jantung.

Sedangkan kurma kering, mengandung asam salisilat yang biasa digunakan sebagai bahan baku obat pereda rasa sakit dan demam.

Salisilat juga berkhasiat mencegah pembekuan darah, antiperadangan, serta merangsang kontraksi otot dan dapat menurunkan tekanan darah.

Kurma juga baik dikonsumsi karena minim kandungan lemak. Dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, buah ini dapat menyediakan energi yang tinggi ketimbang buah lain.

Baca juga: 7 Manfaat Puasa bagi Kesehatan

Jenis kurma yang baik untuk kesehatan

Ilustrasi kurma. SHUTTERSTOCK/GORKEM DEMIR Ilustrasi kurma.
Dengan beragam nutrisi dan manfaatnya bagi kesehatan, kurma memang baik dikonsumsi.

Sayangnya, tidak semua jenis kurma baik atau berkontribusi positif untuk kesehatan.

Melansir buku Yummy & Healthy Low Sugar Food Tajil Sehat Rendah Gula (2009) oleh Hindah Muaris, jenis kurma yang paling bagus untuk kesehatan adalah kurma segar.

Kurma segar ini umumnya dijual dalam bentuk dan kurma murni dan belum berupa manisan.

Sebagian besar kurma yang dijual di pasaran merupakan kurma manisan yang sudah ditambahkan gula. Tambahan gula tersebut untuk pengawetan kurma secara alami.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau