KOMPAS.com - Kurma merupakan salah satu hidangan yang akrab dengan puasa Ramadhan.
Makanan berbentuk lonjong berwarna cokelat ini kerap disajikan sebagai hidangan takjil untuk menu berbuka puasa.
Berikut nutrisi kurma, jenis kurma, porsi makan kurma, dan waktu terbaik makan kurma.
Baca juga: Berbuka dengan yang Manis Tak Boleh Sembarangan, Bagaimana Baiknya?
Melansir buku Health Secret Of Dates (2013) oleh Pangkalan Ide, buah kurma mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
Buah kurma banyak mengandung vitamin A dan vitamin B2 jenis riboflavin.
Buah ini juga mengandung zat besi, vitamin B, asam nikotinat, tiamin, niasin, kalium, potasium, magnesium, kalsium, dan serat dalam jumlah memadai.
Zat gizi tersebut dapat berfungsi membantu pelepasan energi, menjaga kulit dan saraf tetap sehat, dan menjaga kesehatan jantung.
Sedangkan kurma kering, mengandung asam salisilat yang biasa digunakan sebagai bahan baku obat pereda rasa sakit dan demam.
Salisilat juga berkhasiat mencegah pembekuan darah, antiperadangan, serta merangsang kontraksi otot dan dapat menurunkan tekanan darah.
Kurma juga baik dikonsumsi karena minim kandungan lemak. Dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, buah ini dapat menyediakan energi yang tinggi ketimbang buah lain.
Baca juga: 7 Manfaat Puasa bagi Kesehatan
Sayangnya, tidak semua jenis kurma baik atau berkontribusi positif untuk kesehatan.
Melansir buku Yummy & Healthy Low Sugar Food Tajil Sehat Rendah Gula (2009) oleh Hindah Muaris, jenis kurma yang paling bagus untuk kesehatan adalah kurma segar.
Kurma segar ini umumnya dijual dalam bentuk dan kurma murni dan belum berupa manisan.
Sebagian besar kurma yang dijual di pasaran merupakan kurma manisan yang sudah ditambahkan gula. Tambahan gula tersebut untuk pengawetan kurma secara alami.
Dengan demikian, kandungan gula kurma manisan jadi berlipat-lipat karena mengandung karbohidrat sederhana.
Jenis gula atau karbohidrat sederhana ini apabila disajikan untuk menu berbuka puasa justru bisa membuat gula darah melonjak.
Semakin tinggi gula darah, semakin banyak timbunan lemak dalam tubuh.
Lain halnya dengan kurma murni atau kurma segar. Jenis buah ini mengandung karbohidrat kompleks.
Saat dicerna, buah ini tidak membuat gula darah langsung melonjak.
Baca juga: Riset Buktikan Puasa Dapat Tingkatkan Daya Tahan Tubuh
Para ahli menyarankan, untuk mendapatkan manfaat kurma saat puasa, Anda disarankan untuk mengonsumsi 400 miligram kalium setiap hari.
Anjuran makan kurma tersebut setara 65 gram atau maksimal lima butir kurma kering per hari.
Konsumsi ekstra kalium dapat menjaga dinding arteri tetap elastis dan berfungsi normal. Dengan demikian, pembuluh darah tidak gampang rusak akibat tekanan darah.
Sedangkan terkait waktu terbaik makan kurma, Anda disarankan makan kurma saat berbuka puasa.
Setengah jam setelah mengonsumsi kurma, tubuh yang lelah dan lapar dapat kembali bugar.
Baca juga: 5 Cara agar Bisa Bangun Lebih Pagi
Rasa lapar tersebut timbul bukan karena perut kosong, melainkan kadar gula di dalam darah berkurang.
Ketika kurma masuk ke tubuh saat berbuka puasa, kadar gulanya dapat mengatasi kekurangan kadar gula dalam darah secara bertahap, tidak tiba-tiba seperti asupan manis.
Berbuka puasa dengan kurma dan air putih juga disebut lebih baik ketimbang langsung makan makanan dan minuman berat.
Saat diisi dengan makanan dan minuman berat, pencernaan butuh waktu tiga jam untuk mengatasi lonjakan gula. Akibatnya badan jadi lemas.
Jika berbuka puasa dengan kurma dan air putih, maka kandungan gula dalam kurma cepat diserap tubuh untuk menghasilkan energi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.