KOMPAS.com - Situasi pandemi seperti saat ini tak hanya berdampak negatif pada kondisi fisik.
Risiko gangguan kesehatan mental juga sangat tinggi di situasi saat ini. Pasalnya, belum diketahui pasti kapan pandemi ini akan berakhir.
Itu sebabnya, banyak orang merasa kelelahan dalam menghadapi keadaan hingga emosi terkuras.
Oleh karena itu, selain berfokus menjaga kesehatan fisik kita juga harus menjaga keseimbangan emosi kita.
Baca juga: Bagaimana Mengelola Stres Pemicu Migrain di Situasi Pandemi?
Riset 2015 membuktikan, orang yang mampu menjaga keseimbangan emosi tidak mudah mengalami stres dan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik.
Lalu, bagaimana menjaga keseimbangan emosi di tengah kondisi yang serba tidak pasti?
Melansir laman Healthline, berikut cara tersebut:
Meditasi membantu kita untuk belajar mengakui semua pikiran dan kenyataan yang terjadi dalam hidup kita, bahkan kenyataan terpahit sekalipun.
Meditasi membuat kita lebih fokus untuk mengenali pikiran yang muncul, menerimanya, dan membiarkannya berlalu tanpa rasa kesal atau menghakimi diri sendiri.
Kita dapat melakukan meditasi kapan saja dan di mana saja tanpa memerlukan biaya.
Menulis jurnal adalah cara yang bagus untuk memilah-milah dan menerima emosi yang hadir.
Ketika kita melakukan kesalahan, kita mungkin mengalami banyak prasaan rumit dan kekecewaan.
Perasaan-perasaan tersebut bisa mempengaruhi diri kita. Dengan menuliskan perasaan tersebut, akan membatu kita untuk merasa lega.
Pasalnya, menuliskan emosi yang kita rasakan merupakan salah satu bentuk katarsis yang bisa membersihkan pikiran kita.
Cobalah untuk melakukannya selama lima menit sehari. Tuliskan apapun yang terlintas di pikiran kita tanpa mempedulikan bahasa atau gaya tulisan yang kita gunakan.