KOMPAS.com - Ada berbagai hal yang bisa menjadi pemicu migrain, salah satunya adalah stres.
Menurut data American Headche Society, 80 persen penderita migrain mengaku stres bisa menjadi pemicu penyakit yang mereka alami.
American Migrain Foundation pun membuktikan 50 hingga 70 persen penderita migrain memiliki tingkat stres harian yang tinggi.
Situasi pandemi saat ini membuat banyak orang mengalami stres. Tentunya, ini sangat berbahaya bagi penderita migrain.
Baca juga: Tips Bersihkan Barang Belanjaan untuk Cegah Covid-19
Menurut ahli saraf dari Cleveland Clinic, Emas Estemalik, banyak variabel dan faktor yang bisa memicu migrain.
"Faktor lingkungan, perubahan cuaca, dan pola makan semuanya bisa berperan dalam munculnya migrain," ucap dia.
Selain faktor-faktor tersebut, stres memainkan peranan besar dalam munculnya migrain. Estemalik juga mengatakan, stres dapat memperburuk frekuensi terjadinya migrain.
"Orang yang mengalami stres bisa mengalami sakit kepala 10 hingga 15 jali dalam sebulan," ucapnnya.
Stres juga bisa memicu mekanisme fisiologis lainnya seperti gangguan tidur dan suasana hati, depresi serta kecemasan.
"Sakit kepala, stres, depresi, kecemasan, gangguan tidur, semuanya saling terkait," tambahnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.