KOMPAS.com - Pernah merasa khawatir dengan apa yang akan terjadi di esok hari? Apakah Anda pernah merasa cemas hingga telapak tangan berkeringat saat memikirkan pertemuan yang akan kita hadapi?
Jika hal tersebut pernah Anda alami, bisa jadi Anda mengalami kecemasan antisipatori.
Kecemasan antisipatori merupakan kondisi peningkatan kecemasan karena memikirkan suatu peristiwa atau situasi di masa depan.
Mencemaskan hal-hal yang akan terjadi di masa depan memang hal yang normal. Namun, jika kecemasan itu terlalu berlebihan, bisa berdampak besar pada kehidupan kita.
Baca juga: Kenali Gejala Pendarahan Lambung yang Bisa Berujung Kematian
Kecemasan antisipatori bisa muncul dalam bentuk rasa gugup hingga ketakutan yang sangat tinggi.
Selain itu, penderita kecemasan antisipatori juga bisa mengalami hal berikut:
Penderita kecemasan antisipatori biasanya menghabiskan banyak waktu untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang belum tentu terjadi.
Mereka juga terlalu fokus pada hasil negatif sehingga mengalami peningkatan frustasi dan putut asa.
Kecemasan antisipatori yang berlebihan juga bisa mengarah pada gangguan berikut:
Gangguan kecemasan sosial melibatkan ketakutan ekstem akan penolakan atau penilaian negatif. Seringkali, penderita kecemasan sosial juga merasakan gangguan fisik.
Penderita kecemasan sosial juga memiliki kekhawatiran tinggi akan melakukan kesalahan yang membuatnya dapat kehilangan teman atau pekerjaan.
Mereka juga cenderung khawatir tentang kritik yang akan datang sehingga sulit untuk berbagi ide atau membicarakan topik apa pun.
Penderita fobia biasanya mengalami ketakutan ekstrem terhadap objek atau hal-hal tertentu.
Penderita fobia juga sering merasakan kecemasan antisipatori dalam melakukan kontak dengan apa yang mereka takuti.
Misalnya, mereka yang fobia terhadap anjing merasa takut untuk bertemu anjing di suatu hari.