Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Takut Akan Masa Depan Bisa Jadi Gejala Kecemasan Antisipatori

Kompas.com - 03/05/2020, 07:15 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Pernah merasa khawatir dengan apa yang akan terjadi di esok hari? Apakah Anda pernah merasa cemas hingga telapak tangan berkeringat saat memikirkan pertemuan yang akan kita hadapi?

Jika hal tersebut pernah Anda alami, bisa jadi Anda mengalami kecemasan antisipatori.

Kecemasan antisipatori merupakan kondisi peningkatan kecemasan karena memikirkan suatu peristiwa atau situasi di masa depan.

Mencemaskan hal-hal yang akan terjadi di masa depan memang hal yang normal. Namun, jika kecemasan itu terlalu berlebihan, bisa berdampak besar pada kehidupan kita.

Baca juga: Kenali Gejala Pendarahan Lambung yang Bisa Berujung Kematian

Kecemasan antisipatori bisa muncul dalam bentuk rasa gugup hingga ketakutan yang sangat tinggi.

Selain itu, penderita kecemasan antisipatori juga bisa mengalami hal berikut:

  • sulit berkonsentrasi
  • sulit mengelola emosi dan suasana hati
  • tidak memiliki rasa emosional
  • kehilangan minat pada hobi yang biasa dilakukan
  • gelisah atau khawatir
  • ketegangan dan nyeri otot
  • mual dan nafsu makan hilang
  • masalah tidur.

Penderita kecemasan antisipatori biasanya menghabiskan banyak waktu untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang belum tentu terjadi.

Mereka juga terlalu fokus pada hasil negatif sehingga mengalami peningkatan frustasi dan putut asa.

Kecemasan antisipatori yang berlebihan juga bisa mengarah pada gangguan berikut:

1. Kecemasan sosial

Gangguan kecemasan sosial melibatkan ketakutan ekstem akan penolakan atau penilaian negatif. Seringkali, penderita kecemasan sosial juga merasakan gangguan fisik.

Penderita kecemasan sosial juga memiliki kekhawatiran tinggi akan melakukan kesalahan yang membuatnya dapat kehilangan teman atau pekerjaan.

Mereka juga cenderung khawatir tentang kritik yang akan datang sehingga sulit untuk berbagi ide atau membicarakan topik apa pun.

2. Fobia

Penderita fobia biasanya mengalami ketakutan ekstrem terhadap objek atau hal-hal tertentu.

Penderita fobia juga sering merasakan kecemasan antisipatori dalam melakukan kontak dengan apa yang mereka takuti.

Misalnya, mereka yang fobia terhadap anjing merasa takut untuk bertemu anjing di suatu hari.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau