KOMPAS.com - pernahkah Anda terhanyut dalam lamunan hingga tanpa sadar banyak waktu yang terbuang sia-sia?
Jika itu sering terjadi, kemungkinan besar Anda mengalami maladaptive daydreaming.
Kondisi kejiawaan ini pertama kali diidentifikasi oleh Profesor Eliezer Somer dari University of Haifa di Israel.
Meski bukan termasuk bagian dari gangguan kejiwaan secara resmi, para ahli setuju kondisi ini bisa menimbulkan gangguan dan efek nyata pada kehidupan sehari-hari penderitanya.
Baca juga: Lupus: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya
Maladaptive day dreaming merupakan kondisi di mana seseorang melamun secara intensif sehinggga teralihkan dari kehidupan nyata.
Ada banyak hal yang bisa menjadi pemicunya, antara lain sebagai berikut:
Melansir laman Healthline, seseorang yang mengalami maladaptive daydreaming bisa mengalami hal-hal berikut:
Banyak orang mengira penderita maladaptive daydreaming sama dengan skizofrenia.
Namun, penderita skizofrenia tidak dapat membedakan antara kenyataan dan fantasi. Sedangkan penderita maladaptive daydreaming masih mengakui bahwa apa yang menjadi lamunan mereka bukan hal yang nyata.
Lalu, bisakah maladaptvive daydreaming menyebabkan gangguan psikologis lainnya?
Mereka yang mengalami maladaptive daydreaming juga berisiko mengalami hal berikut:
Baca juga: Mengenal Quarantine Fatigue Penyebab Kelelahan Saat di Rumah Saja
Tidak ada pengobatan resmi untuk mengatasi gangguan ini.Namun, salah satu riset membuktikan pemberian fluvoxamine sangat efektif untuk membantu penderita maladaptive daydeaming mengendalikan lamunannya.
Jenis obat tersebut biasanya juga digunakan untuk mengatasi pasien obsesif-kompulsif.
Pengobatan juga bisa dilakukan dengan cara berikut:
- Mengurangi kelelahan