KOMPAS.com – Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih.
Diagnosis hipertensi dilakukan dengan pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter.
Tekanan darah sebaiknya diukur beberapa kali untuk memastikan bahwa hasil yang didapatkan akurat.
Baca juga: Resep Jamu Tradisional untuk Atasi Hipertensi
Pengukuran tekanan darah bisa dilakukan oleh dokter, paramedis, atau tenaga kesehatan lain.
Selain itu, diagnosis hipertensi juga memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut:
Melansir Buku Hipertensi Bukan untuk Ditakuti (2014) oleh Yunita Indah Prasetyaningrum, S.Gz, tekanan darah tinggi sangat berbahaya karena dapat memperberat kerja organ jantung.
Selain itu, aliran tekanan darah tinggi dapat pula membahayakan arteri, organ jantung, ginjal, dan mata.
Penyakit hipertensi kerap disebut silent killer karena tidak memberikan gejala yang khas, tapi bisa meningkatkan kejadian berbahaya yang dapat berujung pada kematian jika tak dikendalikan dengan baik.
Baca juga: 6 Manfaat Kumis Kucing, Obati Encok hingga Hipertensi
Melansir Mayo Clinic, hipertensi dapat memicu penyakit berbahaya yang bisa mengancam jiwa.
Berikut ini beberapa penyakit komplikasi hipertensi yang patut diwaspadai:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.