KOMPAS.com – Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih.
Diagnosis hipertensi dilakukan dengan pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter.
Tekanan darah sebaiknya diukur beberapa kali untuk memastikan bahwa hasil yang didapatkan akurat.
Pengukuran tekanan darah bisa dilakukan oleh dokter, paramedis, atau tenaga kesehatan lain.
Selain itu, diagnosis hipertensi juga memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut:
Bahaya hipertensi
Melansir Buku Hipertensi Bukan untuk Ditakuti (2014) oleh Yunita Indah Prasetyaningrum, S.Gz, tekanan darah tinggi sangat berbahaya karena dapat memperberat kerja organ jantung.
Selain itu, aliran tekanan darah tinggi dapat pula membahayakan arteri, organ jantung, ginjal, dan mata.
Penyakit hipertensi kerap disebut silent killer karena tidak memberikan gejala yang khas, tapi bisa meningkatkan kejadian berbahaya yang dapat berujung pada kematian jika tak dikendalikan dengan baik.
Melansir Mayo Clinic, hipertensi dapat memicu penyakit berbahaya yang bisa mengancam jiwa.
Berikut ini beberapa penyakit komplikasi hipertensi yang patut diwaspadai:
1. Gangguan jantung
Hipertensi dapat memicu komplikasi kesehatan pada jantung. Organ vital ini bertugas memompa darah ke seluruh bagian tubuh.
Jika tekanan darah tidak terkendali dan terlalu tinggi, kondisi tersebut dapat merusak fungsi jantung dan menimbulkan beberapa komplikasi hipertensi, seperti:
2. Stroke
Stroke bisa terjadi karena aliran darah kaya oksigen menuju sebagian area otak mengalami gangguan.
Misalnya, karena ada sumbatan atau ada pembuluh darah yang pecah.
Penyumbatan ini kerap kali terjadi karena adanya aterosklerosis dalam pembuluh darah.
Pada orang yang punya hipertensi, stroke mungkin terjadi ketika tekanan darah terlalu tinggi sehingga pembuluh darah di salah satu area otak pecah.
Gejala stroke bisa meliputi kelumpuhan atau mati rasa di sejumlah bagian tubuh, mulai dari wajah, tangan, dan kaki, mulut, hingga mata.
3. Masalah ginjal
Ginjal memiliki fungsi membuang sisa makanan dan cairan berlebih dari tubuh.
Proses ini sangat bergantung pada pembuluh darah yang sehat.
Maka dari itu, jika seseorang menderita tekanan darah tinggi, risikonya bisa merusak pembuluh darah yang mengarah dan berasal dari ginjal.
Kondisi ini dapat memicu terjadinya komplikasi hipertensi berupa nefropati atau sekumpulan penyakit yang menyerang ginjal, antara lain:
Faktor risiko hipertensi
Melansir laman resminya who.int, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO mengklafisikasikan faktor risiko hipertensi menjadi dua jenis, yakni yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.
Beberapa penyebab hipertensi yang dapat dimodifikasi, antara lain:
Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, di antaranya:
https://health.kompas.com/read/2020/05/11/200400468/3-penyakit-komplikasi-hipertensi-yang-bisa-mengancam-jiwa