Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Penyakit Komplikasi Hipertensi yang Bisa Mengancam Jiwa

KOMPAS.com – Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih.

Diagnosis hipertensi dilakukan dengan pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter.

Tekanan darah sebaiknya diukur beberapa kali untuk memastikan bahwa hasil yang didapatkan akurat.

Pengukuran tekanan darah bisa dilakukan oleh dokter, paramedis, atau tenaga kesehatan lain.

Selain itu, diagnosis hipertensi juga memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut:

  • Menilai faktor risiko dan morbiditas atau kesakitan
  • Identifikasi penyebab hipertensi
  • Menilai ada tidaknya kerusakan organ target
  • Menilai histori dan penilaian fisik
  • Tes laboratorium, seperti kadar gula darah, hematokrit, lipid, serum potassium, kreatinin, kalsium, serta urine albumin atau rasio kreatinin
  • Elektrokardiogram

Bahaya hipertensi

Melansir Buku Hipertensi Bukan untuk Ditakuti (2014) oleh Yunita Indah Prasetyaningrum, S.Gz, tekanan darah tinggi sangat berbahaya karena dapat memperberat kerja organ jantung.

Selain itu, aliran tekanan darah tinggi dapat pula membahayakan arteri, organ jantung, ginjal, dan mata.

Penyakit hipertensi kerap disebut silent killer karena tidak memberikan gejala yang khas, tapi bisa meningkatkan kejadian berbahaya yang dapat berujung pada kematian jika tak dikendalikan dengan baik.

Melansir Mayo Clinic, hipertensi dapat memicu penyakit berbahaya yang bisa mengancam jiwa.

Berikut ini beberapa penyakit komplikasi hipertensi yang patut diwaspadai:

1. Gangguan jantung

Hipertensi dapat memicu komplikasi kesehatan pada jantung. Organ vital ini bertugas memompa darah ke seluruh bagian tubuh.

Jika tekanan darah tidak terkendali dan terlalu tinggi, kondisi tersebut dapat merusak fungsi jantung dan menimbulkan beberapa komplikasi hipertensi, seperti:

2. Stroke

Stroke bisa terjadi karena aliran darah kaya oksigen menuju sebagian area otak mengalami gangguan.

Misalnya, karena ada sumbatan atau ada pembuluh darah yang pecah.

Penyumbatan ini kerap kali terjadi karena adanya aterosklerosis dalam pembuluh darah.

Pada orang yang punya hipertensi, stroke mungkin terjadi ketika tekanan darah terlalu tinggi sehingga pembuluh darah di salah satu area otak pecah.

Gejala stroke bisa meliputi kelumpuhan atau mati rasa di sejumlah bagian tubuh, mulai dari wajah, tangan, dan kaki, mulut, hingga mata.

3. Masalah ginjal

Ginjal memiliki fungsi membuang sisa makanan dan cairan berlebih dari tubuh.

Proses ini sangat bergantung pada pembuluh darah yang sehat.

Maka dari itu, jika seseorang menderita tekanan darah tinggi, risikonya bisa merusak pembuluh darah yang mengarah dan berasal dari ginjal.

Kondisi ini dapat memicu terjadinya komplikasi hipertensi berupa nefropati atau sekumpulan penyakit yang menyerang ginjal, antara lain:

  • Gagal ginjal
  • Glomerulosklerosis (luka di bagian glomeruli, yakni pembuluh-pembuluh darah kecil di ginjal yang berfungsi untuk menyaring cairan dan sisa pembuangan dari darah)
  • Penyakit ginjal kronis

Faktor risiko hipertensi

Melansir laman resminya who.int, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO mengklafisikasikan faktor risiko hipertensi menjadi dua jenis, yakni yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.

Beberapa penyebab hipertensi yang dapat dimodifikasi, antara lain:

  • Menerapkan pola makan tidak sehat
  • Konsumsi garam yang berlebihan
  • Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans
  • Asupan buah dan sayuran yang rendah
  • Kurang olahraga atau aktivitas fisik Rokok
  • Kebiasaan minum alkohol
  • Kelebihan berat badan atau obesitas

Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, di antaranya:

  • Riwayat keluarga dengan hipertensi
  • Usia di atas 65 tahun
  • Penyakit yang ada bersama tekanan darah tinggi, seperti diabetes atau penyakit ginjal

https://health.kompas.com/read/2020/05/11/200400468/3-penyakit-komplikasi-hipertensi-yang-bisa-mengancam-jiwa

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke