Hati kemudian mengambil lemak ini untuk digunakan sebagai bahan bakar energi.
"Karena tidak ada pasokan sumber energi dari luar, tubuh akan menggunakan cadangan energi internalnya," kata Dr Faris.
Baca juga: Konsumsi Probiotik Saat Puasa agar Pencernaan Sehat dan Imun Kuat
Analisis dari Dr Faris dkk. juga menemukan, manfaat puasa dapat mengurangi lingkar pinggang, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kadar kolesterol baik.
Ketiga manfaat puasa tersebut dapat menurunkan risiko penyakit pembuluh darah seperti penyakit jantung dan stroke.
Selain itu, peneliti juga menemukan manfaat puasa dapat mengurangi indikator biokimia peradangan dan stres oksidatif.
Kedua faktor itu dapat berkontribusi positif pada penurunan risiko penyakit kanker.
Baca juga: 7 Manfaat Puasa bagi Kesehatan
Kendati hasil penelitian dari tim peneliti asal UEA menunjukkan sebagian besar responden mengalami berat badan turun saat puasa, ada juga yang menunjukkan hasil sebaliknya.
Beberapa orang berat badannya justru naik saat puasa. Kondisi ini dipengaruhi faktor genetik dan pola makan berlebihan setelah buka puasa.
"Ada yang setelah buka puasa makannya berlebihan dan tidak mengikuti petunjuk agama agar tidak makan berlebihan," kata Dr Faris.
Ahli gizi klinis dari Dubai Diabetes Centre, Zeina Younes, juga menyarankan agar orang yang berpuasa tetap menjaga pola makan seimbang.
"Ketika Anda mengurangi asupan kalori saat puasa secara dramatis, berat badan bisa turun tapi massa otot ikut merosot," jelas dia seperti dilansir Gulf News.
Ketika massa otot menurun, pembakaran kalori tidak bisa berjalan optimal. Dampaknya tak hanya memengaruhi berat badan namun juga kesehatan secara keseluruhan.
Untuk itu, orang yang berpuasa perlu menjaga pola makan seimbang dan diimbangi kebiasaan aktif bergerak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.