KOMPAS.com - Setiap orang pasti pernah terluka orang tindakan atau kata-kata orang lain.
Kritikan rekan kerja yang menyinggung perasaan, pasangan yang berselingkuh, atau teman baik yang justru menikam kita dari belakang.
Ada banyak hal yang bisa menimbulkan sakit atau luka di hati. Tak jarang, luka-luka tersebut masih membekas kuat dalam ingatan sehingga menganggu kehidupan kita.
Bahkan, banyak orang menyimpan dendam karena luka-luka tersebut tak kunjung bisa dilupakan.
Nah, momen idul fitri adalah saat yang tepat untuk memaafkannya. Bukan sekadar tradisi atau basa-basi belaka, memaafkan juga memiliki manfaat untuk kesehatan jiwa dan raga kita.
Kita memang tak bisa mengontrol tindakan atau kata-kata orang lain agar tidak menyakiti hati kita.
Baca juga: Minum Kopi Picu Keinginan Buang Air Besar, Kok Bisa?
Namun, menyimpan hal-hal menyakitkan dalam hati terlalu lama berada dalam kendali kita.
Berlarut-larut dalam sakit hati dan luka batin hanya akan merugikan diri kita.
Memaafkan bukan berarti kita melupakan tindakan orang yang telah menyakiti hati dan perasaan kita.
Inti dari memaafkan adalah melepaskan dendam dan kepahitan yang bisa meningkatkan kesehatan fisik dan mental kita.
Menurut data Mayo Clinic, memaafkan bisa membawa kedamaian yang mempermudah kita dalam menjalani kehidupan.
Memaafkan juga membuat kita bisa merasakan manfaat berikut:
Melansir data Johns Hopkins Medicine, riset membuktikan tindakan memaafkan dapat menurunkan risiko serangan jantung, meningkatkan kadar kolesterol dan kualitas tidur, mengurangi rasa sakit, menyeimbangkan tekanan darah.
Memaafkan juga membantu menurunkan tingkat kecemasan, depresi, dan stres.
Disakiti oleh seseorang, terutama orang yang kita cintai atau percaya, bisa menimbulkan amarah, kesedihan, kecewa, dan kebingungan.
Ketika kita memikirkan hal itu terus-menerus, diri kita bisa dipenuhi oleh dendam, kebencian dan amarah.
Menurut psikolog klini Karen Swartz, menyimpan dendam hanya menimbulkan bebas fisik yang besar.
Selain itu, amarah yang kita pendam karena sakit hati, luka atau rasa kecewa juga membuat tubuh berada dalam respon "fight or flight" yang bisa meningkatkan detak jantung, tekanan darah serta menurunkan respon imun.
Hal itu menyebabkan kita berisiko mengalami depresi, penyakit jantung dan diabetes.
"Dengan memaafkan, tingkat stres menurun yang membuat kesehatan fisik dan mental meningkat," tambah Swartz.
Baca juga: Kabar Baik, Olahraga Bantu Kulit Sehat dan Glowing
Selain itu, menyimpan luka atau sakit hati terlalu lama bisa membuat kita mengalami hal-hal berikut:
Bagi sebagian orang, memaafkan bukan hal yang mudah. Memaafkan memang membutuhkan komitmen dan proses yang berbeda bagi tiap individu.
Namun, bukan berarti kita tidak bisa melakukannya. Berikut tips agar bisa memaafkan: