Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahu Sering Nyeri dan Kaku, Bisa Jadi Tanda "Frozen Shoulder"

Kompas.com - 28/05/2020, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Sering merasa kaku dan nyeri di area bahu? Bisa jadi itu pertanda Anda mengalami frozen shoulder atau bahu beku.

Biasanya, kondisi ini terjadi pada penderita diabetes atau orang-orang yang jarang menggerakan area lengan.

Frozen shoulder juga kerap terjadi saat memasuiki usia 40 tahun keatas. Jika dibiarkan berlaru-larut, kondisi ini bisa membatasi rentang gerak Anda.

Baca juga: Cara Mengatasi Nyeri Leher dan Lutut Saat WFH

Penyebab

Melansir laman healthline, kondisi ini bisa disebabkan karena ketidak seimbangan hormon, diabetes, sistem kekebalan tubuh melemah, serta peradangan pada sendi.

Frozen shoulder juga bisa disebabkan karena cedera yang membuat kita lama tidak menggerakan area lengan, penyakit tertent, atau operasi yang membuat kita rendan mengalami peradangan atau kekakuan pada jaringan.

Pada kasus serius, frozen shoulder juga bisa menyebabkan karingan parut dan membatasi ruang gerak.

Kondisi ini cenderung terjadi pada usia paruh baya dan lebih sering terjadi pada wanita.

Jika Anda menderita diabetes, risiko untuk mengalami frozen shoulder tiga kali lebih besar.

Orang-orang yang juga rentan mengalami frozen shoulder antara lain:

  • orang yang harus memakai gip untuk waktu yang lama setelah cedera atau operasi
  • orang harus tetap diam untuk jangka waktu yang lama karena stroke atau operasi
  • orang dengan gangguan tiroid.
  • Perawatan

Jika tidak mendapatkan perawatan, rasa nyeri atau kaku karena frozen shoulder bisa bertahan dalam hitungan tahun.

Untuk itu, kita perlu melakukan pengobatan untuk mempercepat pemulihan.

Pengobatan untuk kondisi frozen shouder antara lain:

1. Terapi fisik

Terapi fisik adalah perawatan paling umum untuk pasien frozen shoulder.

Tujuannya adalah untuk meregangkan sendi bahu agar bisa digerakan dengan nyaman.

Biasanya, hasil dari terapi fisik ini bisa dilihat dalam beberapa minggu hingga sembilan bulan untuk melihat kemajuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com