Dalam kasus yang parah, kekurangan oksigen ini bisa mengganggu fungsi jantung dan otak.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Masker serta Face Shield untuk Cegah Corona
Penderita hipoksia bisa merasakan beragam gejala saat jaringan tubuhnya kekurangan oksigen. Beberapa gejala hipoksia yang umum di antaranya:
Baca juga: Bisakah AC Jadi Sarana Penularan Virus Corona?
Serangan asma yang parah dapat menyebabkan hipoksia pada orang dewasa dan anak-anak.
Selama serangan asma, saluran udara jadi menyempit. Sehingga, udara jadi sulit masuk sampai ke paru-paru.
Refleks batuk untuk membersihkan paru-paru dalam kondisi kekurangan oksigen justru membuat tubuh semakin boros oksigen.
Kondisi kekurangan oksigen ditambah batuk acapkali memperburuk gejala hipoksia.
Baca juga: Olahraga Pakai Masker untuk Cegah Virus Corona, Amankah?
Selain asma, penyebab hipoksia lainnya antara lain:
Baca juga: Apa Itu Ventilator?
Saat jaringan tubuh kekurangan oksigen, Anda harus segera mendapatkan bantuan medis ke rumah sakit.
Di rumah sakit, penderita hipoksia akan diberi oksigen tambahan. Bagi kebanyakan penderita, tambahan oksigen ini cukup untuk mengembalikan kadar oksigen ke level normal.
Obat inhaler atau asma yang disemprotkan ke mulut juga dapat membantu pernapasan jadi lebih mudah.
Jika sesak napas tak kunjung reda, dokter biasanya memberikan obat melalui vena di lengan.
Obat yang diberikan bisa berupa obat untuk mengecilkan peradangan di paru atau antibiotik untuk mengobati infeksi.
Ketika beragam tindakan darurat tidak mengatasi hipoksia, dokter umumnya memasangkan mesin ventilator untuk pasiennya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.