Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/03/2020, 14:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Ventilator adalah alat untuk membantu seseorang yang mengalami kesulitan bernapas.

Dalam dunia medis, ventilator juga dikenal sebagai respirator, mesin pernapasan, atau alat bantu napas mekanik.

Ventilator jamak dioperasikan di ruang perawatan intensif (ICU) atau ruang operasi rumah sakit.

Baca juga: Apa itu Antiseptik?

Fungsi ventilator

Ventilator berfungsi sebagai alat bantu pernapasan. Melansir Healthline, alat ini dapat digunakan bayi, anak-anak, orang dewasa, sampai kaum lansia.

Beberapa kondisi medis memerlukan ventilator, antara lain:

  • Selama operasi: ventilator membantu pasien bernapas dengan normal saat dibius
  • Pemulihan setelah operasi: beberapa pasien membutuhkan ventilator untuk bernapas setelah operasi
  • Sesak napas: ventilator dapat membantu pasien saat kesulitan bernapas secara normal

Baca juga: Mengapa Ventilator Penting untuk Selamatkan Pasien Virus Corona?

Pasien juga memerlukan ventilator saat menderita penyakit atau dalam kondisi berikut:

  • Koma atau tidak sadarkan diri
  • Cedera otak
  • Paru-paru kolaps
  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
  • Overdosis obat
  • Sindrom guillain-barre
  • Infeksi paru-paru
  • Myasthenia gravis
  • Pneumonia
  • Paru-paru prematur pada bayi
  • Cedera tulang belakang bagian atas
  • Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
  • Infeksi virus corona (Covid-19)

Baca juga: Apa itu Self Love?

Cara kerja ventilator

Menurut American Thoracic Society, alat ventilator digunakan untuk mengalirkan oksigen ke paru-paru dan tubuh.

Selain itu, ventilator juga membantu mengeluarkan karbondioksida dari dalam tubuh.

Ventilator dipasang dengan menghubungkan mesin ke saluran pernapasan seseorang lewat selang ventilator.

Selang ini dipasang melalui mulut, hidung, atau lewat lubang yang dibuat di bagian depan leher pasien.

Setelah terpasang, alat ventilator akan memompa udara dan menyalurkan oksigen ke paru-paru.

Pasokan oksigen dari mesin ini dapat membantu pasien bernapas secara normal.

Pemasangan ventilator membutuhkan kemampuan khusus oleh tenaga medis berpengalaman.

Baca juga: Apa yang Terjadi dengan Paru-paru saat Tubuh Terinfeksi Virus Corona?

Efek samping pemasangan ventilator

Walaupun ventilator membantu pasien yang kesulitan bernapas, penggunaan ventilator juga memiliki efek samping. Terutama saat alat ventilator dipasang dalam jangka panjang.

Risiko utama penggunaan ventilator adalah infeksi. Tabung pernapasan dapat membuat masuk kuman ke paru-paru, mulut, atau hidung serta meningkatkan risiko pneumonia dan sinus.

Proses pemasangan selang ventilator juga bisa mengiritasi tenggorokan atau paru-paru. Kondisi ini dapat membuat seseorang kesulitan untuk batuk. Padahal, batuk dapat menyingkirkan debu dan alergen dari paru-paru.

Penggunaan ventilator juga dapat membuat seseorang mengalami kesulitan berbicara, karena pemasangan selang ventilator melewati laring (kotak suara) berisi pita suara.

Efek samping pemasangan ventilator lainnya juga dapat menyebabkan kerusakan paru-paru karena terlalu banyak tekanan udara sampai terlalu banyak oksigen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau