KOMPAS.com - Kafein adalah stimulan alami yang bisa kita temukan dalam minuman seperti kopi dan teh.
Zat tersebut juga kerap ditambahkan dalam minuman berenergi dan soda.
Kafein bisa meningkatkan zat kimia di otak yang memicu peningkatan suasana hati, mengatasi kelelahan, dan meningkatkan fokus.
Oleh karena itu, banyak orang mengonsumsi minuman berkafein agar kembali berenergi usai seharian penuh disibukan oleh pekerjaan.
Namun, seiring berjalannya waktu efek kafein ini tak lagi bisa dirasakan oleh orang yang kerap mengonsumsinya.
Mereka menjadi toleran atau kurang responsif terhadap efek kafein yang dikenal dengan istilah intoleransi kafein.
Baca juga: Sering Berpikir Negatif Tingkatkan Risiko Demensia, Kok Bisa?
Kafein bekerja dengan memblokir reseptor adenosin di otak, yang berperan dalam tidur, gairah, dan kognisi.
Jika reseptor adenosin saling berikatan, hal ini akan menghambat pelepasan bahan kimia otak yang meningkatkan gairah dan meningkatkan kesadaran.
Dengan menghalangi reseptor adenosin agar tak saling berikatan, terjadilah peningkatkan pelepasan bahan kimia otak yang meningkatkan gairah dan kesadaran.
Alhasil, rasa lelah pun berkurang dan kewaspadaan meningkat. riset menunjukkan dosis kafein yang tinggi dapat memblokir reseptor adenosin hingga 50 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.