KOMPAS.com - Makanan beku atau frozen food menjadi solusi banyak orang untuk mengatasi rasa lapar yang tiba-tiba menyerang.
Selain penyajiannya yang praktis, frozen food juga memiliki daya simpan yang lama.
Maka tak heran, makanan tersebut seolah menjadi item wajib ketika berbelanja bahan makanan.
Namun, tahukah Anda terlalu sering mengonsumsi frozen food akan membahayakan kesehatan kita?
Baca juga: Mitos atau Fakta, Minum Kopi Bisa Menurunkan Berat Badan?
Melansir Doctor NDTV, ahli nutiris klinis Monisha Ashokan memaparkan empat dampak negatif frozen food bagi kesehatan kita. Berikut efek tersebut:
Untuk menjaga kualitas makanan, produsen frozen food biasanya menambahkan tepung pati.
Pati dipercaya dapat menambah rasa dan tekstuks pada makanan. Namun, pati adalah polimer glukosa yang akan diubah oleh tubuh menjadi gula sebelum dicerna.
Konsumsi gula yang berlebihan bisa meningkatkan risiko diabetes dan menyebabkan kerusakan jaringan pada tubuh. Jika Anda memiliki riwayat diabetes, sebaiknya hindari makanan ini.
Frozen food kaya akan lemak trans yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan menyumbat pembuluh darah.
Lemak trans juga bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh dan menurunkan kolesterol baik, yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Selain itu, frozen food juga menggunakan sodium sebagai pengawet yang efeknya bisa meningkatkan kadar kolesterol dan tekanan darah kita.
Frozen food kaya akan kalori dan lemak yang bisa meningkatkan berat badan kita.
Satu porsi makanan beku, bisa mengandung hampir 600 kalori, yang lebih dari setengahnya berasal dari lemak.
Meski diklaim sehat dan bergizi oleh produsen, faktanya mengonsumsi frozen food berlebihan tetap membahayakan tubuh kita.
Baca juga: Antara Telur Kulit Putih dan Coklat, Mana yang Lebih Bergizi?
Mengkonsumsi terlalu banyak makanan beku dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker.
Penelitian menunjukkan mengonsumsi makanan beku, seperti sosis, dapat menyebabkan kanker pankreas hingga 65 persen.
Makanan beku juga seringkali mengandung pengawet seperti sirup jagung yang mengandung glukosa tinggi. Padahal, terlalu banyak konsumsi gula bisa meningkatkan risiko kanker jenis tertentu.