Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dermatitis: Jenis, Penyebab, Pencegahan hingga Cara Mengatasinya

Kompas.com - 15/06/2020, 13:30 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Dermatitis merupakan peradangan yang terjadi pada kulit. Kondisi ini membuat kulit penderitanya terlihat kering, bengkak, dan merah.

Orang yang menderita dermatitis juga kerap merasakan ketidaknyamanan karena rasa gatal yang muncul.

Berdasarkan penyebabnya, ada berbagai macam jenis dermatitis. Beberapa jenis dermatitis lebih sering terjadi pada anak-anak, dan yang lain lebih umum terjadi pada orang dewasa.

Baca juga: 9 Bahaya Kekurangan Vitamin D

Gejala

Gejala dermatitis juga ada yang berlangsung ringan hingga paran dan terlihat berbeda tergantung pada bagian tubuh mana yang terpengaruh. Secara umum, gejala dermatitis bisa berupa berikut ini:

  • ruam
  • lecet
  • kulit kering, pecah-pecah
  • kulit yang gatal
  • kulit yang menyakitkan, dengan menyengat atau terbakar
  • kemerahan
  • pembengkakan.

Faktor risiko

Melansir Mayo Clinic, ada beberapa faktor yang membuat seseorang rentan mengalami dermatitis. Berikut faktor tersebut: Faktor risiko umum untuk dermatitis meliputi:

1. Usia

Dermatitis dapat terjadi pada segala usia, tetapi dermatitis atopik (eksim) biasanya muncul pada masa bayi.

2. Alergi dan asma

Orang yang memiliki riwayat eksim, alergi, demam, atau asma lebih berisiko mengalami dermatitis atopik.

3. Pekerjaan tertentu

Pekerjaan yang membuat seseorang terpapar logam tertentu, pelarut atau bahan pembersih berisiko besar mengalami dermatitis kontak.

Mereka yang bekerja di bidang layanan kesehatan juga berisiko lebih tinggi mengalami eksim tangan.

4. Kondisi kesehatan

Orang yang menderita penyakit jantung kongestif, penyakit parkinson dan HIV / AIDS juga rentan mengalami dermatitis seboroik.

Baca juga: Alasan Air Hangat Lebih Tepat untuk Mengompres Anak Demam

Jenis dan penyebab dermatitis

Berdasarkan penyebabnya, berikut jenis-jenis dermatitis yang umum terjadi sebagai berikut:

- Dermatitis atopik

Dermatitis atopik atau eksim merupakan kondisi kulit yang biasanya muncul saat masa bayi. Penderita eksim biasanya memiliki kulit kering dan muncul bercak kasar.

Eksim biasanya disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor seperti kulit kering, pengaturan lingkungan, dan bakteri pada kulit. Namun, penyakit ini juga seringkali disebabkan oleh faktor genetik.

- Dermatitis kontak

Dermatitis kontak terjadi ketika suatu zat menyentuh kulit dan menyebabkan reaksi alergi atau iritasi.

Reaksi-reaksi ini dapat berkembang lebih lanjut menjadi ruam yang menimbulkan sensasi terbakar, menyengat, gatal, atau melepuh.

Dermatitis kontak terjadi ketika penderita bersentuhan langsung dengan iritasi atau alergen seperti:

  • deterjen
  • kosmetik
  • nikel.

- Dermatitis seboroik

Dermatitis jenis ini paling umum terjadi di kulit kepala, meskipun juga dapat terjadi pada wajah dan dada.

Penyakit ini sering menyebabkan bercak bersisik, kulit merah, dan ketombe.

Dermatitis seboroik biasanya disebabkan oleh jamur di kelenjar minyak. Jenis dermatitis ini juga bisa disebabkan oleh faktor genetik.

Baca juga: Bolehkah Minum Kopi Setelah atau Sebelum Minum Obat?

Pencegahan

Untuk mencegahpenyakit ini, pakailah pakaian pelindung ketika harus melakukan pekerjaan yang berisiko terpapar polutan. Selain itu, hindari kulit kering dengan melakukan hal berikut:

- Mandi dalam waktu singkat

Batasi waktu mandi hanya dalam lima hingga 10 menit. Hindari mandi dengan menggunakan air panas agar kulit tidak kering.

- Gunakan pembersih yang lembut dan tidak berbusa

Pilih pembersih yang tidak mengandung deterjen dan parfum karena zat tersebut bisa membuat kulit kering.

- Keringkan tubuh dengan lembut

Setelah mandi, tepuk lembut kulit dengan handuk lembut.

- Gunakan pelembab

Saat kulit masih basah, oleskan minyak, krim atau lotion untuk melembapkan kulit.

Pengobatan

Perawatan untuk dermatitis tergantung pada jenis, keparahan gejala, dan penyebabnya.

Biasanya, dokter akan merokemendasikan pengobatan berikut:

  • obat untuk mengurangi alergi dan gatal-gatal, seperti antihistamin seperti diphenhydramine (Benadryl)
  • fototerapi atau memberi paparan cahaya pada area yang mengalami dermatitis
  • krim topikal dengan steroid, seperti hidrokortison, untuk menghilangkan rasa gatal dan peradangan
  • krim atau lotion untuk kulit kering

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau