KOMPAS.com - Dermatitis merupakan peradangan yang terjadi pada kulit. Kondisi ini membuat kulit penderitanya terlihat kering, bengkak, dan merah.
Orang yang menderita dermatitis juga kerap merasakan ketidaknyamanan karena rasa gatal yang muncul.
Berdasarkan penyebabnya, ada berbagai macam jenis dermatitis. Beberapa jenis dermatitis lebih sering terjadi pada anak-anak, dan yang lain lebih umum terjadi pada orang dewasa.
Baca juga: 9 Bahaya Kekurangan Vitamin D
Gejala dermatitis juga ada yang berlangsung ringan hingga paran dan terlihat berbeda tergantung pada bagian tubuh mana yang terpengaruh. Secara umum, gejala dermatitis bisa berupa berikut ini:
Melansir Mayo Clinic, ada beberapa faktor yang membuat seseorang rentan mengalami dermatitis. Berikut faktor tersebut: Faktor risiko umum untuk dermatitis meliputi:
1. Usia
Dermatitis dapat terjadi pada segala usia, tetapi dermatitis atopik (eksim) biasanya muncul pada masa bayi.
2. Alergi dan asma
Orang yang memiliki riwayat eksim, alergi, demam, atau asma lebih berisiko mengalami dermatitis atopik.
3. Pekerjaan tertentu
Pekerjaan yang membuat seseorang terpapar logam tertentu, pelarut atau bahan pembersih berisiko besar mengalami dermatitis kontak.
Mereka yang bekerja di bidang layanan kesehatan juga berisiko lebih tinggi mengalami eksim tangan.
4. Kondisi kesehatan
Orang yang menderita penyakit jantung kongestif, penyakit parkinson dan HIV / AIDS juga rentan mengalami dermatitis seboroik.
Baca juga: Alasan Air Hangat Lebih Tepat untuk Mengompres Anak Demam
Berdasarkan penyebabnya, berikut jenis-jenis dermatitis yang umum terjadi sebagai berikut:
Dermatitis atopik atau eksim merupakan kondisi kulit yang biasanya muncul saat masa bayi. Penderita eksim biasanya memiliki kulit kering dan muncul bercak kasar.
Eksim biasanya disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor seperti kulit kering, pengaturan lingkungan, dan bakteri pada kulit. Namun, penyakit ini juga seringkali disebabkan oleh faktor genetik.
- Dermatitis kontak
Dermatitis kontak terjadi ketika suatu zat menyentuh kulit dan menyebabkan reaksi alergi atau iritasi.
Reaksi-reaksi ini dapat berkembang lebih lanjut menjadi ruam yang menimbulkan sensasi terbakar, menyengat, gatal, atau melepuh.
Dermatitis kontak terjadi ketika penderita bersentuhan langsung dengan iritasi atau alergen seperti:
- Dermatitis seboroik
Dermatitis jenis ini paling umum terjadi di kulit kepala, meskipun juga dapat terjadi pada wajah dan dada.
Penyakit ini sering menyebabkan bercak bersisik, kulit merah, dan ketombe.
Dermatitis seboroik biasanya disebabkan oleh jamur di kelenjar minyak. Jenis dermatitis ini juga bisa disebabkan oleh faktor genetik.
Baca juga: Bolehkah Minum Kopi Setelah atau Sebelum Minum Obat?
Untuk mencegahpenyakit ini, pakailah pakaian pelindung ketika harus melakukan pekerjaan yang berisiko terpapar polutan. Selain itu, hindari kulit kering dengan melakukan hal berikut:
- Mandi dalam waktu singkat
Batasi waktu mandi hanya dalam lima hingga 10 menit. Hindari mandi dengan menggunakan air panas agar kulit tidak kering.
- Gunakan pembersih yang lembut dan tidak berbusa
Pilih pembersih yang tidak mengandung deterjen dan parfum karena zat tersebut bisa membuat kulit kering.
- Keringkan tubuh dengan lembut
Setelah mandi, tepuk lembut kulit dengan handuk lembut.
- Gunakan pelembab
Saat kulit masih basah, oleskan minyak, krim atau lotion untuk melembapkan kulit.
Perawatan untuk dermatitis tergantung pada jenis, keparahan gejala, dan penyebabnya.
Biasanya, dokter akan merokemendasikan pengobatan berikut:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.