Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamil Anggur: Ciri, Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 16/06/2020, 16:35 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Kehamilan sering kali menjadi kabar yang menggembirakan bagi banyak pasangan.

Namun, kehamilan juga bisa menjadi kabar yang kurang baik, terutama jika seseorang divonis mengalami hamil anggur.

Hamil anggur merupakan salah satu jenis kehamilan abnormal.

Baca juga: Posisi Berhubungan Badan Saat Hamil Sesuai Trimester

Pada kondisi ini, kantung janin tidak terbentuk dengan benar dalam rahim. Akibatnya, janin tidak berkembang.

Hamil Anggur Artinya Apa?

Melansir dari American Pregnancy, hamil anggur sendiri merupakan jenis kelainan plasenta yang disebabkan oleh masalah genetik ketika sel telur bertemu dengan sperma saat pembuahan.

Akibat masalah genetik tersebut, terjadi pertumbuhan jaringan abnormal dalam rahim.

Jaringan tersebut memiliki penampilan kumpulan sel yang besar dan acak seperti anggur. Inilah mengapa kondisi tersebut kerap disebut dengan hamil anggur.

Kondisi yang juga dikenal sebagai mola hidatidosa ini merupakan hal langka dan hanya terjadi pada 1 dari 1.000 kehamilan.

Jenis dan Bahaya Hamil Anggur

Ada dua jenis kehamilan anggur, yaitu lengkap dan parsial.

Merangkum dari Mayo Clinic, pada kehamilan anggur lengkap, jaringan plasenta abnormal dan membengkak serta tampak membentuk kista berisi cairan.

Dalam kondisi ini biasanya tidak ada pembentukan janin.

Sedangkan pada hamil anggur parsial, masih ada jaringan plasenta yang tumbuh normal. Selain itu mungkin juga adanya pembentukan janin tapi tidak mampu bertahan hidup.

Pada hamil anggur parsial, biasanya terjadi keguguran di awal kehamilan.

Hamil anggur dapat mengarah pada komplikasi serius. Dalam beberapa kasus, hamil anggur bisa membentuk kanker yang langka.

Baca juga: Panduan Aman Memilih Skincare untuk Ibu Hamil

Inilah mengapa kehamilan anggur harus mendapatkan perawatan sedini mungkin.

Ciri Hamil Anggur

Melihat bahaya komplikasi dari hamil anggur tentu membuat kita perlu waspada terhadap kondisi ini. Untuk itu, kita perlu mengetahui ciri hamil anggur.

Dirangkum dari Web MD, pada fase awal sulit membedakan hamil anggur dengan kehamilan normal.

Namun, seiring waktu, orang yang mengalami hamil anggur mungkin mulai merasakan beberapa gejala berikut.

  1.  Pendarahan dari vagina dalam 3 bulan pertama kehamilan
  2. Keluar kantung yang tampak seperti gumpalan anggur dari vagina
  3. Mual- muntah atau morning sickness yang parah
  4. Perut bengkak tidak biasa
  5. Merasakan tekanan dan rasa sakit di area panggul
  6. Preeklamsia dini (tekanan darah tinggi)
  7. Mengembangkan komplikasi langka, seperti penyakit tiroid
  8. Tidak ada gerakan dan denyut jantung janin yang terdeteksi
  9. Peningkatan kadar hCG
  10. Anemia

Penyebab

Merasa sedih setelah divonis mengalami hamil anggur adalah hal yang wajar. Meski begitu, kehamilan anggur bukanlah salah Anda atau pasangan Anda.

Kondisi ini terjadi karena kelainan genetik pada saat pembuahan.

Sebagai informasi, sel manusia mengandung 23 pasang kromosom. Satu kromosom dalam setiap pasangan tersebut berasal dari ayah sedangkan yang lain dari ibu.

Baca juga: 6 Cara Agar Hamil Anak Laki-laki

Merangkum dari laman NHS, kehamilan anggur terjadi ketika sel telur ini tidak membawa materi genetik atau ketika sperma membawa dua materi genetik sekaligus.

Pada hamil anggur lengkap, yang terjadi adalah sel telur tanpa materi genetik dibuahi oleh satu atau dua sperma. Akibatnya, semua materi genetik berasal dari ayah.

Dalam situasi ini, kromosom dari sel telur hilang atau tidak aktif dan kromosom ayam digandakan.

Sedangkan pada hamil anggur parsial, sel telur normal bertemu dengan sel sperma yang membawa materi genetik ganda atau menyediakan dua set kromosom.

Akibatnya, embrio yang terbentuk memiliki 69 kromosom, bukan 46.

Meski begitu, bagaimana hal ini terjadi masih belum sepenuhnya jelas.

Faktor Risiko

Walaupun penyebab terjadinya hamil anggur masih belum sepenuhnya jelas, tapi beberapa hal bisa meningkatkan risikonya.

1. Usia

Hamil anggur lebih sering terjadi pada perempuan yang hamil di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.

Baca juga: 6 Cara Agar Hamil Anak Perempuan

2. Etnisitas

Hamil anggur juga dilaporkan dua kali lebih sering terjadi pada perempuan Asia

3. Pernah mengalami hamil anggur sebelumnya

Jika seorang perempuan pernah mengalami hamil anggur, maka hal ini meningkatkan risiko kondisi tersebut terulang.

4. Pernah keguguran

Keguguran yang dialami sebelumnya meningkatkan risiko hamil anggur.

5. Masalah infertilitas

Pasangan yang mengalami masalah infertilitas memiliki faktor risiko lebih besar mengalami kondisi ini.

Pengobatan

Melansir American Pregancy, kebanyakan hamil anggur berakhir secara spontan. Itu artinya jaringan akan keluar dengan sendirinya.

Jaringan yang keluar akan tampak seperti anggur.

Namun, dalam beberapa kasus, ada tiga perawatan yang mungkin dilakukan untuk kondisi hamil anggur.

1. Operasi pengisapan (kuret)

Pada perawatan ini, sel-sel abnormal diisap menggunakan tabung tipis yang dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina. Untuk melakukan prosedur ini Anda akan dibius total.

Baca juga: Sering Kencing Saat Hamil Muda, Normalkah?

2. Obat-obatan

Jika pertumbuhan sel-sel abnormal tersebut terlalu besar untuk diisap, Anda mungkin akan diberi obat-obatan untuk menggugurkannya.

3. Operasi pengangkatan rahim

Pilihan prosedur ini biasanya ditawarkan pada pasangan yang tidak ingin memiliki anak lagi di masa depan.

Setelah menerima perawatan, biasanya Anda akan dipantau untuk melihat apakah ada sel abnormal yang tertinggal.

Perawatan lebih lanjut juga mungkin dilakukan dengan tes darah dan urin secara berkala untuk mengukur tingkat hormon hCG.

Kebanyakan tes tersebut dilakukan selama 6 bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau