KOMPAS.com – Asam urat merupakan senyawa alami sisa hasil metabolisme zat purin.
Purin sendiri adalah molekul yang diproduksi secara alami oleh tubuh dan bisa bersumber dari sejumlah bahan makanan.
Dalam kondisi normal, asam urat latut dalam darah dan dikeluarkan melalui urine.
Asam urat baru akan menjadi masalah ketika menumpuk dalam darah dan tidak dapat dikeluarkan.
Baca juga: 9 Buah untuk Mengobati Asam Urat
Peningkatan kadar asam urat yang melebihi batas normal menjadi penyebab penyakit asam urat atau gout.
Dalam istilah medis, kadar asam urat yang tinggi dalam darah dapat disebut sebagai hiperurisemia.
Pada akhirnya, asam urat yang berlebih akan mengendap menjadi kristal urat dan masuk ke organ tubuh, khususnya ke dalam sendi.
Kristal urat ini kemudian dianggap sebagai benda asing oleh tubuh. Hal ini memicu sel-sel kekebalan (immune cells) untuk memusnahkannya.
Munculnya sel-sel kekebalan akan menimbulkan reaksi radang atau inflamasi yang menyebabkan nyeri dan bengkak kemerahan.
Untuk mengetahui apakah kadar asam urat Anda termasuk normal atau tinggi, Anda perlu menjalani tes medis di fasilitas kesehatan atau rumah sakit.
Tes darah untuk mengecek kadar asam urat dikenal sebagai pengukuran serum asam urat.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?
Selain mengetahui kadar asam urat dalam darah, tes ini juga dapat berguna untuk memberi tahu dokter seberapa baik kerja tubuh dalam memproduksi dan menghilangkan asam urat tersebut.
Lalu, berapa kadar asam urat normal dalam darah?
Melansir Buku Asam Urat (2011) oleh Dr. dr. Joewono Soeroso, Sp.PD-KR, M.Sc dan Hafid Alhristian, S.Ked, kadar asam urat normal pada setiap orang dapat berbeda, yakni tergantung usia, jenis kelamin, pola makan, dan kondisi kesehatan masing-masing.
Namun, pada umumnya, kadar asam urat normal pada pria, yakni 7,0 mg/dL.