Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis-jenis Obat Batuk Berdahak dan Obat Batuk Kering

Kompas.com - 01/07/2020, 07:32 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Obat batuk akan lebih tepat jika dikonsumsi sesuai dengan jenis batuk yang diderita.

Secara umum, batuk sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni batuk kering atau batuk berdahak.

Jadi, agar batuk bisa segera reda, ada baiknya Anda mengenali perbedaan antara obat batuk kering dan obat batuk berdahak.

Baca juga: 7 Obat Asam Urat untuk Atasi Nyeri dan Turunkan Kadar Asam Urat

Beda obat batuk berdahak dan obat batuk kering

Melansir Buku Cerdas Mengenali Obat (2010) karya Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, jika bukan bagian dari suatu penyakit, seperti tuberkulosis (TB) atau asma, batuk pada dasarnya bisa diredakan dengan obat batuk tanpa resep.

Berikut ini adalah sarana pilihan obat batuk berdahak maupun obat batuk kering yang aman dikonsumsi:

1. Obat batuk kering

Batuk kering biasanya bukan merupakan mekanisme pengeluaran zat asing dan mungkin merupakan bagian dari penyakit lain.

Batuk yang seperti itu tidak berguna dan memang harus dihentikan.

Untuk kasus batuk kering, ada obat-obat yang bekerja menekan rangsang batuk atau dikenal dengan nama antitusif.

Beberapa obat yang termasuk jenis ini dan sering dipakai antara lain yakni:

  • Dekstrometorfan
  • Noskopin
  • Kodein

Baca juga: 5 Cara Mengompres yang Benar Agar Demam Anak Cepat Turun

Tetapi memang, penggunaan noskopin dan kodein pada umumnya harus menggunakan resep dokter.

Jadi, jika batuk yang diderita adalah jenis batuk kering, Anda dianjurkan untuk mencari obat-obat yang berisi dekstrometorfan atau berlabel antitusif.

2. Obat batuk berdahak

Berbeda dengan batuk kering, batuk berdahak merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat asing dari saluran pernapasan, termasuk dahak.

Batuk seperti ini malah sebaiknya tidak ditekan supaya zat-zat asing tersebut bisa dikeluarkan.

Obat-obat yang dapat digunakan untuk membantu pengeluaran dahak disebut ekspektoran.

Baca juga: Alasan Air Hangat Lebih Tepat untuk Mengompres Anak Demam

Obat ini biasanya juga bekerja dengan cara merangsang terjadinya batuk untuk mengeluarkan dahak.

Contoh obat ekspektoran, di antaranya yakni:

  • Amonium klorida
  • Gliseril guaiakol
  • Ipekak

Selain ekspektoran, ada juga mukolitik yang bisa dikonsumsi untuk mengatasi batuk berdahak.

Bedanya, obat ini memiliki sistem kerja dapat membantu mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan.

Contoh obat mukolitik, di antaranya yakni:

  • Bromheksin
  • Asetilsisitein
  • Ambroksol

Jadi, jika Anda mengalami batuk berdahak, bisa memilih obat-obat yang mengandung zat-zat tersebut.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Demam pada Anak di Rumah

Bagaimana jika ada obat campuran antitusif dan ekspektoran?

Tak bisa dipungkiri, sebagian besar produk obat batuk yang tersedia di pasaran sekarang ini mengandung campuran antara zat antusif dan ekspektoran.

Hal itu bisa jadi agak membingungkan bagi masyarakat, mengingat kedua zat tersebut dapat dibilang berlawanan fungsi.

Produsen melakukan hal itu mungkin didasarkan pada kenyataan bahwa banyak ditemui kasus batuk berdahak yang sering kali melelahkan penderita sehingga perlu ditekan.

Tapi yang perlu diketahui, tidak sedikit pula produsen obat batuk sekarang mulai juga membedakan antara obat untuk mengatasi batuk kering dan batuk berdahak.

Jadi, akan lebih tepat jika Anda memilih obat batuk yang telah dibedakan sesuai jenis batuk tersebut.

Baca juga: 4 Tahapan Gejala Asam Urat yang Perlu Diwaspadai

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau